Autisme Spectrum Disorder (ASD) adalah suatu gangguan perkembangan anak yang sangat kompleks. Gejala klinis ASD biasanya baru muncul pada anak yang berusia tiga tahun. Anak dengan ASD membutuhkan dukungan dan penanganan khusus agar mereka dapat tumbuh dan berkembang karena terpenuhi kebutuhan dasarnya. Keluarga, dalam hal ini orang tua, terutama ibu, adalah sumber dukungan utama. Ibu yang memiliki anak dengan ASD menghadapi tugas parenting yang pada umumnya lebih kompleks dari orang tua dengan anak yang tidak memiliki disabilitas. Kompleksitas perkembangan dan kebutuhan anak dengan ASD ditambah dengan adanya beban stigma baik dari keluarga dekat maupun masyarakat tentunya mempengaruhi kualitas hidup orang tua, terutama Ibu. Penelitian ini bermaksud untuk mencari hal-hal sehubungan dengan kondisi anak yang mempengaruhi kualitas hidup ibu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatit. Penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh informasi yang mendalam melalui wawancara dan observasi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah empat orang, dengan rentang usia 29 – 50 tahun, dengan ASD yang rentang usianya 6 – 22 tahun. Untuk menjaga kredibilitas, dilakukan triangulasi dilakukan dengan cara mencari informasi tambahan melalui wawancara dengan significant others para partisipan dan melakukan observasi terhadap aktivitas di media sosial partisipan yang tidak dapat melakukan wawancara triangulasi. Instrument penelitian dalam penelitian ini menggunakan WHOQoL-BREF oleh WHO, dengan beberapa penyesuaian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak dengan ASD mengalami beban tersendiri dalam mengasuh anaknya. Meskipun memiliki beban, ibu yang memiliki anak dengan ASD masih dapat bangkit dari keterpurukan mereka. Ibu yang memiliki anak dengan ASD juga mampu memenuhi kebutuhan anak dengan cara yang berbeda-beda, meskipun tidak mendapat dukungan dari keluarga lainnya. Saran dari penelitian yang terbatas ini, antar alain perlunya psikoedukasi terhadap seluruh keluarga anak yang memiliki anak dengan ASD dan Pendidikan untuk mengurangi stigma terhadap anak dengan ASD pada masyarakat. Layanan professional juga perlu diperbanyak, karena layanan-layanan tersebut dapat membantu untuk mengurangi beban psikologis orang tua, terutama ibu. |