Latar Belakang: Prevalensi kebutaan nasional sebesar 0,6% menyatakan glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia setelah katarak. Studi prospektif selama 20 tahun terakhir menunjukkan sekitar 0.5 – 1 % pasien dengan peningkatan TIO akan berkembang menjadi glaukoma dalam kurun waktu 5-10 tahun. TIO yang meningkat dapat diturunkan, salah satu caranya dengan ekstraksi katarak. Rata-rata penurunan TIO pascaoperasi adalah 16,5% dan TIO pascaoperasi setidaknya 20% lebih rendah dibandingkan dengan TIO praoperasi.Disamping penurunan TIO, operasi katarak juga dapat meningkatkan TIO. Insiden peningkatan TIO pascaoperasi awal dilaporkan sebesar 2,3–8,9% pada semua ekstraksi katarak.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah observasional - analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan November 2017 di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta. Data didapatkan dari rekam medik. Sebanyak 51 responden dipilih sesuai kriteria penelitian.
Hasil: Hasil penelitian pada sehari pascaoperasi katarak sebanyak 36 pasien (70,6%) mengalami peningkatan TIO dan 16 pasien mengalami penurunan, sedangkan pada seminggu pascaoperasi sebanayak 37 pasien (72,5%) mengalami penurunan dan 14 pasien (27,5%) mengalami peningkata. Analisis data menggunakan uji t berpasangan pada sehari pascaoperasi diperoleh p=0,009 dengan rata-rata ?TIO= +4,62 mmHg, sedangkan pada seminggu pascaoperasi diperoleh p=0,045 dengan rata-rata ?TIO= -1,02 mmHg.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan tekanan intr pra dan pascaoperasi katarak pada pasien RS Atma Jaya Jakarta. |