Anda belum login :: 23 Nov 2024 03:44 WIB
Detail
BukuGAMBARAN POLA ASUH PADA ORANGTUA BERUSIA REMAJA YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN WATUMALANG, KAB. WONOSOBO
Bibliografi
Author: Pristinella, Debri (Advisor); Nuraidha, Kharina
Topik: orangtua remaja; pernikahan dini; pola asuh
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2018    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Kharina Nuraidha_Undergraduated theses_ 2018.pdf (3.04MB; 64 download)
Abstract
Indonesia merupakan negara persentase tertinggi kedua angka pernikahan dini di negara ASEAN. Pernikahan dini (early mariage) merupakan suatu pernikahan yang dilakukan oleh remaja. Pernikahan dini merupakan perkawinan dilakukan di bawah usia 20 tahun, usia tersebut menurut tergolong pada tahap remaja. Individu berusia remaja yang dianggap secara fisik, fisiologis dan psikologis belum memiliki kesiapan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab pernikahan. Peneliti melakukan penelitian karena terdapat pro kontra penelitian mengenai tipe pengasuhan para indiviu yang melakukan pernikahan dini. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo, karena lokasi tersebut memiliki angka persentase tertinggi pernikahan dini.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pola asuh pada pasangan remaja. Teori yang digunakan adalah parenting style menurut Baumrind. Menurut Baumrind (1967) dalam Hetherington & Parke (1986), terdapat tiga jenis pola asuh yaitu permissive, authoritarian, dan authoritative. Kemudian teori ini dilakukan penelitian lebih lanjut oleh Maccoby & Martin (1983), sehingga terdapat jenis pola asuh tambahan yaitu uninvolved, sehingga menjadi 4 jenis pola asuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode wawancara semi terstruktur. Partisipan penelitian ini berjumlah tiga pasangan remaja yang berdomisili di Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua pasangan remaja yang menerapkan kecenderungan pola asuh jenis authoritative dan satu pasangan remaja menerapkan kecenderungan pola asuh jenis permissive. Hal tersebut terjadi karena adanya peran dari faktor lingkungan, pendidikan, dan budaya yang saling berperan. Faktor pertama, orangtua remaja ini berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Faktor kedua, terdapat dua pasangan yang memiliki kesamaan dalam tingkat pendidikannya, yaitu pendidikannya rendah. Faktor ketiga, budaya yang dianut adalah jawa. Sehingga terdapat nilai-nilai kepercayaan adat istiadat yang berperan dalam penerapan pola asuh kepada anaknya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.15625 second(s)