PENDAHULUAN: Akne vulgaris (AV) adalah peradangan unit pilosebaseus, dengan predileksi di wajah, dada dan punggung. AV dapat menyerang ±85% dewasa muda yang berumur 12-25 tahun. AV dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor dan memiliki gejala klinik seperti komedo, papul, pustul, nodus, kista. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian AV adalah konsumsi makanan beban glikemik tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh frekuensi konsumsi makanan beban glikemik tinggi terhadap derajat keparahan AV.
METODE: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan rancangan metode potong lintang dan dilaksanakan tahun 2018. Sampel penelitian adalah mahasiswa preklinik laki-laki angkatan 2015, 2016, dan 2017 di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya, Jakarta (n=108). Pengumpulan data frekuensi konsumsi makanan beban glikemik tinggi dan rendah menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan pengukuran derajat keparahan AV ditentukan berdasarkan Global Acne of Grading System (GAGS). Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Penilaian mengenai riwayat kebersihan muka, riwayat keluarga, dan lingkungan ditentukan dengan kuesioner serta menggunakan uji Mann Whitney.
HASIL: Prevalensi AV adalah 97,2% dengan 74 responden (68,5%) berada dalam derajat keparahan ringan. Frekuensi konsumsi makanan beban glikemik tinggi dengan tingkat sangat sering sebanyak 105 responden (97,2%). Tidak terdapat pengaruh antara frekuensi konsumsi makanan beban glikemik tinggi terhadap derajat keparahan AV (rs= 0,091, p=0,348). Frekuensi konsumsi makanan beban glikemik rendah, kebersihan membersihkan wajah, lingkungan tidak berpengaruh terhadap AV. Namun terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada kelompok yang memiliki riwayat keluarga AV ataupun tidak terhadap AV.
KESIMPULAN: Tidak terdapat pengaruh antara frekuensi konsumsi makanan beban glikemik tinggi terhadap derajat keparahan AV. |