Latar Belakang: Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi menjadi penyebab meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif dan menjadi penyebab utama dalam kematian di Indonesia. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai adalah diabetes mellitus. Selama ini pengobatan yang telah dilakukan untuk penderita diabetes adalah suntikan insulin dan pemberian obat oral antidiabetes yang memiliki efek samping seperti sakit kepala, pusing, mual, dan anoreksia serta membutuhkan biaya yang mahal. Berdasarkan fakta - fakta di atas, dibutuhkan penelitian mengenai khasiat kokoa terhadap penurunan glukosa pada darah. Kokoa mengandung berbagai macam fitokimia yang salah satunya merupakan flavonoid Terdapat bukti yang berkembang berdasarkan pada penelitian in vitro dan hewan bahwa flavonoid yang merupakan sebuah kelas dari polifenol, dapat memperbaiki homeostasis glukosa dan meningkatnya sekresi dan sensitivitas insulin.
Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimental dengan metode penghitungan sampel menggunakan rumus federer dan dilakukan pada tikus spargue dawley yang dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing berisikan 5 ekor tikus. Tikus diberi aloksan untuk menginduksi diabetes dan diberi intervensi berupa glibenclamide, kokoa 50%, 100%, dan 200%. Kadar gula darah pada tikus di periksa pada hari ke 0,3,6,9, dan 12. Hasil: Setelah pemberian intervensi selama 12 hari, hasil menunjukkan bahwa terdapat penurunan gula darah yang signifikan dari pemberian kokoa 50%, 100% dan 200% (uji paired T-Test p<0,05). Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan (Uji One-Way ANOVA p<0,05) namun tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan intervensi dengan glibenclamide dan dengan seluruh kelompok perlakuan dengan kokoa. Perbedaan yang bermakna juga tidak ditemukan pada antar kelompok perlakuan dengan kokoa. Kesimpulan: Kokoa dapat menurunkan kadar gula darah pada darah. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara dosis 50%, 100%, 200%, dan kelompok dengan intervensi glibenclamide. |