Peranan Rasio Jumlah Neutrofil Limfosit terhadap Penyakit Demam Tifoid di Rumah Sakit Atma Jaya
Oleh : RESLEY ONGGA MULIA Dibimbing oleh STEFANUS LEMBAR
Latar Belakang. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Gram-negatif Salmonella enterica serovar Typhi dan dapat menginduksi respon inflamasi. Oleh karena itu, Neutrophil to Lymphocyte ratio (NLR) dapat digunakan sebagai sebuah parameter yang mudah dan murah untuk melihat reaksi inflamasi yang terjadi pada demam tifoid
Metodologi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yang akan dianalisis dengan uji diagnostik. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 55 pasien demam tifoid yang berobat di Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta Utara. Uji statistik yang digunakan adalah uji komparatif Mann-Whitney U dan kurva receiver operating characteristic (ROC) untuk menentukan cut-off serta uji korelasi Spearman untuk mengetahui korelasi NLR dengan hasil laboratorium darah lengkap.
Hasil Penelitian. Analisis data menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara NLR dengan hemoglobin dan hematokrit. Korelasi antara NLR dengan leukosit dan trombosit menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Cut -off NLR demam tifoid didapatkan sebesar 1,33 dengan area under the curve sebesar 0,378, sensitivitas sebesar 21,8%, spesifisitas 87,3%, dan youden’s index sebesar 9,1%.
Kesimpulan. Hasil cut-off point NLR pada penyakit demam tifoid masih belum dapat digunakan dalam mendiagnosis pasien demam tifoid karena memiliki akurasi yang kurang baik. Hubungan NLR dengan parameter darah lainnya seperti hemoglobin dan hematokrit menunjukkan korelasi yang bermakna. Sementara itu, hubungan antara nilai NLR dengan trombosit dan leukosit didapatkan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara satu dengan yang lainnya. |