Latar Belakang.Usia harapan hidup di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya menyebabkan meningkatnya proporsi penduduk yang berusia di atas 60 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada lansia. Kualitas hidup pada lansia sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti demografi, sosial ekonomi, kesehatan, status fisik, status mental dan dukungan sosial. Penelitian ini melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, penyakit kronis, gangguan kognitif dan mental, gaya hidup dan disabilitas dengan kualitas hidup pada lansia.
Metode.Penelitian ini merupakan studi deskriptif-analitik cross sectional terhadap 128 lansia (60 tahun keatas) di Jakarta Barat. Variabel bebas adalah faktor sosiodemografi, penyakit kronis, gangguan kognitif dan mental, gaya hidup dan disabilitas. Variabel terikat adalah kualitas hidup pada lansia dengan menggunakan instrumen WHOQOL-BREF.
Hasil.Analisis menggunakan uji chi squareterdapat hubungan yang bermakna antara depresi (p=0,000) terhadap kualitas hidup secara umum dan jenis kelamin (p=0,024) dan usia (p=0,021) terhadap kepuasan terhadap kesehatan. Selain itu analisis menggunakan uji mann-whitney terdapat hubungan yang bermakna antara depresi (p=0,025) dan IADL (p=0,046) terhadap domain fisik, jenis kelamin (p=0,003), penyakit jantung (p=0,013), diabetes (p=0,017) dan depresi (p=0,000) terhadap domain psikologis, depresi (p=0,028) terhadap domain hubungan sosial dan depresi (p=0,003) terhadap domain lingkungan.
Kesimpulan.Kualitas hidup pada lansia dapat dinilai dari banyak aspek, yaitu kualitas hidup secara umum, kepuasan terhadap kesehatan dan 4 domain dengan 26 pertanyaan yang meliputi kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan keadaaan lingkungan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pencegahan terhadap penyakit dan memiliki gaya hidup yang baik sangat diperlukan oleh semua lansia untuk menciptakan masa tua yang sehat dengan kualitas hidup yang baik. |