Rhinosinusitis akut merupakan sebuah masalah kesehatan dengan prevalensi dan insidensi yang meningkat. Rhinosinusitis akut juga merupakan sebuah masalah kesehatan yang berdampak pada kualitas hidup pasien, sehingga untuk menilai gejala serta pengobatannya perlu diperhatikan secara komprehensif. Sino- Nasal Outcome Test 22 (SNOT-22) adalah sebuah kuesioner yang digunakan untuk menilai kualitas hidup pasien dengan rhinosinusitis akut. Kuesioner ini juga banyak digunakan untuk menilai tatalaksana yang diberikan kepada pasien. Di Indonesia, penelitian dan penggunaan kuesioner SNOT-22 pada pasien dengan rhinosinusitis akut masih sangat terbatas saat ini. Kuesioner SNOT-22 digunakan untuk mengevaluasi kualitas hidup pasien dengan rhinosinusitis akut di Rumah Sakit Atma Jaya pada tahun 2018. Kuesioner SNOT-22 akan di terjemahkan menjadi Bahasa Indonesia, kemudian hasilnya akan di evaluasi melalui tes dan retest pada 20 pasien rhinosinusitis akut di Rumah Sakit Atma Jaya. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Shapiro-Wilk untuk uji normalitas data, uji t berpasangan, dan Cronbach’s alpha untuk keandalannya. Uji Shapiro-Wilk menghasilkan data yang normal dengan nilai p 0.97 pada uji pertama dan 0,82 pada uji kedua. Uji t berpasang menghasilkan nilai mean 36,8 ± 11,44 dan 10,55 ±11,44 pada uji pertama dan kedua secara berurutan. Nilai p yang di dapat pada uji ini adalah < 0,05. Cronbach’s alpha yang didapat adalah 0,88 dan 0,92 untuk uji pertama dan kedua secara berurutan, dengan kesimpulan andal dan memiliki korelasi yang baik. Penelitian rhinosinusitis akut dan SNOT-22 yang dilakukan memiliki keandalan yang baik. Selain itu, uji ini juga dapat membantu mengevaluasi kualitas hidup pasien, serta beban dan tingkat keparahan pasien dengan rhinosinusitis akut. |