Latar Belakang : Gangguan Bipolar merupakan gangguan mental kronis berulang, yang ditandai dengan perubahan mood, energi, perilaku, dan kemampuan untuk berpikir per episode. Secara umum, Gangguan Bipolar memiliki onset pada usia remaja. Terdapat kesulitan tidur baik pada episode mania maupun depresi. Tujuan : Mengetahui hubungan antara risiko Gangguan Bipolar dan kualitas tidur pada siswa SMA di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Metode :Penelitian potong lintang pada 725 siswa SMA di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner demografi, kuesioner Young Mania Rating Scale (YMRS), MINI International Neuropsychiatric Interview (MINI ICD-10), Hypomania/Mania Symptom Checklist (HCL-32), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data dianalisa secara univariat dan bivariat (chi-square).Hasil : Terdapat 725 siswa SMA di Kelurahan Penjaringan yang menjadi responden penelitian ini, di antaranya 55.7% adalah perempuan, 38.8% berusia 17 tahun, 37.1% adalah siswa SMA kelas 12, dan 50.1% memiliki kualitas tidur buruk. Terdapat 28% responden dengan risiko Gangguan Bipolar, di antaranya 96.6% risiko Gangguan Bipolar tipe I dan 3.4% risiko Gangguan Bipolar tipe II. Sebanyak 64% responden dengan risiko Gangguan Bipolar memiliki kualitas tidur buruk, di antaranya 65.3% pada responden dengan risiko Gangguan Bipolar tipe I dan 28.6% Gangguan Bipolar tipe II. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara risiko Gangguan Bipolar (p=0.000) dan tipe risiko Gangguan Bipolar (p=0.047) dengan kualitas tidur. Kesimpulan : Penderita Gangguan Bipolar pada usia remaja semakin meningkat. Masalah atau kesulitan tidur dijumpai pada penderita Gangguan Bipolar baik pada episode depresi maupun mania. |