Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:49 WIB
Detail
BukuGambaran Psychological Well Being Warga Binaan Pemasyarakatan Etnis Tionghoa Di Lembaga Pemasyarakatan X
Bibliografi
Author: Wibawa, Dhevy Setya (Advisor); Pinem, Arihta Valenza
Topik: psychological well being; warga binaan pemasyarakatan; etnis Tionghoa; lembaga pemasyarakatan
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2018    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: 2014070330_ARIHTA VALENZA PINEM_DHEVY SETYA WIBAWA_GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING WARGA BINAAN PEMASYARAKATANETNIS TIONGHOA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN X_26 OKTOBER.pdf (1.71MB; 95 download)
Abstract
Tinggal di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) dan berstatus sebagai warga binaan pemasyarakatan dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman, di mana ia harus mengalami hilangnya kebebasan, sulit bertemu dengan keluarga, keterbatasan aktivitas dan fasilitas, serta lingkungan sosial yang menekan. Keadaan menekan ini menjadi menarik untuk ditelaah lebih lanjut jika berkaitan dengan warga binaan etnis Tionghoa. Etnisitasnya sebagai kelompok minoritas akan memberikan tekanan tambahan dan akan mempengaruhi cara warga binaan etnis Tionghoa mempersepsikan dan memaknai kualitas hidupnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi psychological well being warga binaan etnis Tionghoa yang sedang menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan X di Sumatera. Terdapat enam dimensi psychological well being dari Ryff (1995), yaitu (1) penerimaan diri, (2) hubungan positif dengan orang lain, (3) otonomi, (4) penguasaan lingkungan, (5) petumbuhan pribadi, dan (6) tujuan hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode wawancara semi terstruktur. Partisipan penelitian ini berjumlah tiga warga binaan pria beretnis Tionghoa dan sudah menjalani masa hukuman lebih dari dua tahun. Dua partisipan mendapat hukuman akibat penggunaan narkotika dan satu partisipan akibat penggelapan dana.
Hasil menunjukkan bahwa satu dari tiga partisipan memiliki kondisi psychological well being yang kurang baik, sedangkan dua partisipan memiliki kondisi yang cenderung baik. Hal tersebut nyatanya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman hidup, usia, dukungan sosial (pernikahan) dan ekonomi. Empat dari enam dimensi Ryff, yakni penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, dan penguasaan lingkungan lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan lapas. Diskusi membahas mengenai bagaimana kompleksitas diskriminasi akan mempengaruhi korbannya. Selain itu, coping style terhadap keadaan di lapas akan mempengaruhi mengenai keadaan psychological well being warga binaan karena terkait dengan bagaimana ia merespon dan mengevaluasi masalah selama di lapas.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)