Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran gejala game addiction yang terjadi di kalangan anak SMA Jakarta. Penelitian ini melibatkan 3 orang setelah rekrutmen terhadap 16 orang yang tergolong memiliki kecenderungan game addiction. Game addiction adalah gangguan baru, DSM V (2013) adalah DSM pertama yang memuat gejala tentang game addiction, selain itu World Health Organization juga mengakui game addiction sebagai gangguan. Walaupun demikian, game addiction adalah sesuatu yang masih belum diketahui secara jelas dalam dunia akademisi karena penelitian-penelitian game addiction tidak konsisten dan tidak standar untuk menilai dan mengidentifikasi kegiatan bermain game yang bermasalah dan/atau adiktif sehingga tidak dapat menjelaskan game addiction secara menyeluruh. Menurut Blum dan Gates, usia siswa SMA sudah memasuki masa remaja madya dan akhir, yang seharusnya sudah dapat berpikir secara rasional. Penting bagi para siswa tersebut untuk dapat mengatur aktivitas gamingnya sehingga tidak mengganggu rutinitasnya dan cara berpikirnya. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk wawancara untuk perilaku bermain game mereka. Ketiga subjek adalah remaja laki-laki berusia 16-17 tahun yang merupakan siswa SMA swasta di kawasan Jakarta, ketiganya sudah bermain game selama 10-13 tahun. Setiap subjek diwawancara sebanyak dua kali dan dilakukan triangulasi ke orang-orang yang terdekat sebanyak dua kali. Hasil penelitian menunjukkan masing-masing subjek memperlihatkan perilaku bermain game yang mirip dengan gejala-gejala game addiction, namun perilaku tersebut tidak dinilai sebagai sesuatu yang bermasalah oleh orang-orang terdekat subjek. Seiring berjalannya penelitian, ditemukan juga bahwa gejala-gejala game addiction menurut DSM V tidak seluruhnya dapat berdiri sendiri, melainkan ada gejala-gejala yang muncul sebagai dampak/efek dari kemunculan gejala lainnya. |