Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh motivasi terhadap keterlibatan ayah dalam mengasuh anak autisme. Terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Ayah dengan motivasi intrinsik yang tinggi akan terlibat karena adanya keinginan dan dorongan dalam diri. Motivasi ekstrinsik memiliki empat jenis regulasi yaitu external regulation, identified regulation, integrated regulation, dan introjected regulation. Ayah dengan external regulation yang tinggi akan lebih terlibat mengasuh karena adanya tekanan dan tuntutan yang berasal dari luar. Ayah yang menilai bahwa mengasuh anak adalah hal yang penting, akan lebih terlibat (identified regulation). Introjected regulation yang tinggi memungkinkan ayah untuk terlibat dalam mengasuh anak autisme karena adanya tekanan dan rasa takut bahwa harga dirinya sebagai seorang ayah jatuh. Ayah yang memiliki motivasi intrinsik atau ekstrinsik yang tinggi akan lebih terlibat dalam melakukan pengasuhan kepada anak, terutama anak dengan gangguan perkembangan, seperti autisme. Adanya perilaku anak yang rumit dan sulit, sehingga menyebabkan ayah cenderung kurang bersedia untuk terlibat mengasuh. Jika tingkat motivasi yang dimiliki ayah rendah, maka ayah akan lebih jarang untuk terlibat dalam mengasuh anak, karena tidak adanya dorongan dari luar maupun dalam dirinya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua alat ukur yaitu Motivation for Father Involvement (MFIS) dan Inventory of Father Involvement-26 (IFI-26) yang sudah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Dengan convenience sampling, diperoleh 60 responden dengan karakteristik sebagai ayah yang memiliki anak autisme yang berusia di bawah 18 tahun dan berdomisili di DKI Jakarta. Data yang diperoleh diolah dengan multiple linear regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat prediksi yang signifikan pada motivasi ektrinsik, yaitu identified regulation, sedangkan jenis motivasi lainnya tidak memprediksi |