Maraknya penggunaan gawai pada anak dengan autisme memunculkan kontroversi. Penggunaan gawai memiliki efek positif jika digunakan sebagai alat untuk mendukung aktivitas belajar, karena anak dengan austisme lebih mudah memproses informasi secara visual. Namun, gawai juga dapat memberikan dampak negatif bagi anak yaitu munculnya ketertarikan berlebih sehingga anak mengalami kecanduan terhadap gawai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir efek negatif yaitu dengan menerapkan parental mediation yang sesuai dengan kebutuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parental mediation terhadap penggunaan gawai pada anak dengan autisme yang berusia sepuluh sampai tiga belas tahun. Metode yang dilakukan adalah kualitatif dengan wawancara kepada empat orang ibu yang memiliki anak dengan autisme berusia sepuluh sampai tiga belas tahun dan menggunakan gawai. Hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis konten, yaitu intra individual dan antar individual. Triangulasi juga dilakukan kepada empat orang significant others untuk meningkatkan validitas data. Berdasarkan hasil penelitian, gawai memiliki peran yang cukup penting bagi orang tua untuk membuat anak menjadi lebih tenang, agar anak tidak mengalami tantrum sehingga orang tua dapat melakukan aktivitas rumah tangga. Hal ini menyebabkan munculnya penerapan strategi parental mediation. Pada penelitian ini, strategi parental mediation dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu, masalah perilaku anak, pandangan orang tua terhadap gawai, pengetahuan orang tua terkait konten yang berisiko, pekerjaan orang tua, dan tujuan orang tua memberikan gawai pada anak. Keterlibatan anggota keluarga besar dan asisten rumah tangga juga menambah dinamika parental mediation dalam keluarga Indonesia. Inkonsistensi praktik parental mediation juga terjadi ketika anggota keluarga lain memberikan kelonggaran pada aturan yang telah ditetapkan oleh ibu. |