Peningkatan teknologi untuk berkomunikasi jarak jauh yang pesat, seperti siaran radio, siaran televisi, telepon, atau jaringan internet, secara umum menggunakan satelit sebagai repeater dikarenakan keterbatasan geografis. Satelit komunikasi ini mengorbit bumi pada lintasan tertentu dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Pengiriman informasi via satelit akan mengalami atenuasi, yakni melemahnya sinyal yang diakibatkan jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal, dan juga oleh karena makin tingginya frekuensi sinyal pembawa tersebut khususnya pada saat hujan menyebabkan atenuasi berlebih pada frekuensi diatas 10 GHz, akibat penyerapan di atmosfer. Besarnya atenuasi hujan cukup signifikan di Indonesia yang bermusim penghujan. Diteliti besar curah hujan untuk komunikasi antar stasiun bumi ke satelit Telkom 3S dengan frekuensi downlink 12 GHz, untuk tiga lokasi stasiun bumi (SB) yakni di Aceh, Pontianak dan Kupang dengan posisi lintang dan ketinggian lokasi masing-masing, sehingga didapatkan sudut elevasi SB terhadap satelit. Sehingga didapat besar attenuasi berlebih karena curah hujan, berdasarkan intensitas curah hujan sesuai region, serta besar koefisien regresi sesuai frekuensi kerja, polarisasi antena dan time availability. Besar atenuasi berlebih akibat curah hujan untuk setiap lokasi diperoleh dan digunakan untuk perhitungan link budget. |