| Salah satu faktor penting yang turut mempengaruhi keberhasilan dan prestasi seseorang dalam hidup adalah kebiasaan untuk mengelola waktu secara efisien. Manajemen waktu yang tidak efisien adalah karakteristik perilaku siswa yang belum memenuhi ciri-ciri sebagai individu yang mampu mengelola waktu. Ciri-ciri tersebut meliputi: Tidak memiliki perencanaan dalam setiap aktivitas, selalu menunda pekerjaan dan tugas, mengabaikan pekerjaan yang penting dan mendesak, selalu membuang-buang waktu dengan kegiatan yang tidak bermanfaat, tidak memiliki target, tidak memiliki daftar tugas. Intervensi yang digunakan untuk memperoleh gambaran pada aspek-aspek ketidakmampuan mengelola waktu empat siswa kelas VII A SMP Bunda Hati Kudus Grogol Jakarta adalah melalui konseling kelompok. Konseling kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Semua peserta dalam kelompok tersebut saling berinteraksi, bebas menyampaikan pendapat, menanggapi, dan memberi saran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan konseling kelompok dalam menangani permasalahan ketidakmampuan mengelola waktu empat siswa SMP kelas VII A Bunda Hati Kudus Grogol Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif eskploratif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena berdasarkan kajian dari setiap data yang diperoleh. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan Daftar Cek Masalah, dan kegiatan observasi, angket, wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menguji kebenaran data, mereduksi data dan mengambil kesimpulan. Hasil penelitian terhadap keempat subjek ini sebagai berikut: kedua subjek SK dan AG sudah mampu membuat rencana belajar, tidak menunda tugas, memiliki catatan, dan meringkas, dan bisa menolak tawaran untuk membaca komik, novel dan bermain game sedangkan kedua subjek lainnya CR dan VA belum mampu untuk mengelola waktu dengan baik. Kedua subjek CR dan VA hanya mampu membuat perencanaan. Peneliti berharap agar kedua subjek penelitian yang telah mampu mengelola waktu tetap mengalami kesadaran dan dapat mempertahankan kebiasaan pada aspek-aspek pengelolaan waktu. Peneliti juga berharap agar guru BK melakukan pendekatan secara individual kepada kedua siswa yang masih memiliki masalah ketidakmampuan mengelola waktu dan memonitoring kedua siswa yang sudah mampu mengatur waktu agar tetap mempertahankan kebiasaan yang baik dalam mengelola waktu. Kepada Kepala Sekolah dapat membangun jaringan kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi atau lembaga-lembaga sosial dalam bidang konseling untuk membantu para siswa untuk memperbaiki aspek-aspek pengelolaan waktu melalui dinamika kelompok, bimbingan kelompok, konseling individual, dan konseling kelompok. Secara khusus peneliti berharap agar guru BK mendapat masukan untuk merancang dinamika kelompok, konseling kelompok, konseling individual dalam mengatasi aspek-aspek ketidakmampuan para siswa dalam mengelola waktu. Bagi mahasiswa BK, peneliti berharap untuk memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melanjutkan penelitian dengan model pendekatan konseling lainnya. |