| Dengan upaya pemerintah yang terus berusaha memacu investasi dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan juga pembangunan infrastruktur guna meningkatkan daya saing, menjadikan equity crowdfunding memiliki potensi besar untuk menarik lebih banyak peminat di tahun-tahun yang akan datang sebagai sarana pengumpulan dana investasi yang praktis dibandingkan dengan pasar modal konvensional. Meski kegiatan equity crowdfunding terdengar menjanjikan untuk sarana pendanaan bagi UKM/startup, di sisi lain terdapat tantangan-tantangan dalam equity crowdfunding bagi investor, yaitu risiko penipuan dan likuiditas saham yang rendah karena mayoritas perusahaan yang melakukan penawaran adalah perusahaan skala kecil dan menengah Berdasarkan tantangan-tantangan tersebut saat ini Indonesia masih belum memiliki peraturan yang membahas mengenai crowdfunding secara komprehesif. Permasalahan dalam penulisan ini adalah bagaimana pengaturan terkait equity crowdfunding di Indonesia pada saat ini. Kemudian metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Saat ini equity crowdfunding belum mempunyai pengaturan yang komprehensif di Indonesia namun beberapa pengaturan terkait kegiatan penawaran umum ekuitas konvensional yang sudah diatur di Indonesia dan pengaturan equity crowdfunding yang telah diatur secara eksplisit di Amerika Serikat dapat dijadikan referensi untuk memitigasi risiko yang mungkin muncul dalam kegiatan equity crowdfunding di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan dan calon intermediary yang hendak menyediakan platform bagi equity crowdfunding disarankan untuk membuat pengaturan yang bukan hanya berfokus pada perlindungan investor tetapi juga pada filosofi equity crowdfunding yang menghendaki kemudahan dalam pelaksanaannya sehingga peraturan tidak berat sebelah bagi issuer. |