Anda belum login :: 23 Nov 2024 01:03 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Proses Role Episode Dan Dinamika Terjadinya Role Ambiguity Pada Anak Sulung Laki-Laki Yang Mengalami Ketidakhadiran Ayah
Bibliografi
Author:
VIVEKAVIARTI, MARIA
;
Setiadi, Bernadette N.
(Advisor)
Topik:
Anak Sulung
;
Laki-Laki
;
Ketidakhadiran Ayah
;
Role Ambiguity
;
Role Episode
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2018
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Maria Vivekaviarti’s Undergraduate Theses.pdf
(1.14MB;
12 download
)
Abstract
Anak sulung laki-laki kerap berperan meneruskan peran yang ditinggalkan ayahnya, termasuk sebagai kepala keluarga. Untuk memahami perannya secara optimal, anak menjalani proses role episode, yakni interaksi umpan balik berkelanjutan antara si anak sebagai penyandang peran (role incumbent) dan ibu atau individu lain di dalam keluarga(role sender). Ketidakhadiran ayah (father absence) -- sejak masa awal remaja -- menyebabkan anak sulung kehilangan sosok ayah sebagai pedoman. Selain itu, ia pun memiliki tuntutan lebih dini untuk mengadopsi peran tersebut. Situasi ini dapat menyebabkan role ambiguity atau ketidakpahaman individu mengenai perannya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gambaran proses role episode dan kaitannya dengan dinamika terjadinya role ambiguity pada anak sulung laki-laki yang mengalami ketidakhadiran ayah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk wawancara. Ketiga responden merupakan anak sulung laki-laki berusia 18-25 tahun yang mengalami ketidakhadiran ayah sejak usia 11- 13 tahun, tidak memiliki ayah tiri, tinggal dan dibesarkan di Indonesia. Selain ketiga responden utama, peneliti juga mewawancarai significant other masingmasing responden yakni ibu atau adik responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses role episode. Faktor organisasional mempengaruhi bentuk-bentuk tanggung jawab yang diterima anak sulung laki-laki, sementara factor interpersonal dan faktor personal mempengaruhi reaksi yang ditunjukkan responden terhadap tanggung jawabnya. Persepsi responden mengenai ikatan afektif dan ketergantungan ekonomi mempengaruhi motivasi untuk berkontribusi dalam keluarga, sementara kesenjangan kewenangan mempengaruhi keterbukaan responden kepada keluarga. Responden yang tidak mengalami kesenjangan kewenangan dengan ibunya mengaku lebih terbuka untuk melakukan klarifikasi dan negosiasi dalam merespons tanggung jawab dari keluarganya. Adanya klarifikasi dan negosiasi dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengatasi gejala role ambiguity. Penelitian ini juga menemukan adanya pergeseran peran gender yang mempengaruhi bentuk-bentuk tanggung jawab anak sulung laki-laki serta pentingnya peran ibu sebagai role sender dalam membangun komunikasi yang terbuka dan afektif.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)