Jumlah lansia perempuan semakin meningkat setiap tahunnya. Usia harapan hidup lansia perempuan juga lebih panjang dari lansia laki-laki. Hal ini menyebabkan pemerintah dan masyarakat harus bersiap untuk hidup berdampingan dengan penduduk lansia, terutama memenuhi kebutuhan lansia perempuan. Pertanyaan yang muncul adalah seperti apa kehidupan lansia perempuan? Apa saja yang bisa dilakukan perempuan ketika menginjak usia lanjut? Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kehidupannya? Sampai saat ini, sebagian besar lansia perempuan masih melakukan berbagai aktivitas, yaitu bekerja dan melakukan kegiatan sosial. Aktivitas-aktivitas yang memiliki arti dan bertujuan untuk memiliki kesempatan agar sehat, berpatisipasi serta aman oleh lanjut usia dikenal dengan konsep active ageing. Melalui active ageing, lansia perempuan dapat memperoleh kesejahteraan, yang sering dikenal dengan istilah psychological well being. Penelitian psychological well being sebelumnya pernah dilakukan pada perempuan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian di luar Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, timbullah pertanyaan tentang bagaimana gambaran psychological well being lansia perempuan? Lalu bagaimana kaitan antara active ageing dengan psychological well being lansia perempuan? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psychological well being lansia perempuan di Indonesia dalam kaitannya dengan active ageing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara. Pengambilan data dilakukan terhadap delapan partisipan lansia perempuan yang terbagi ke dalam empat kategori, yaitu dua partisipan dari sektor formal, dua partisipan dari sektor informal, dua partisipan yang aktif kegiatan sosial, dan dua partisipan yang tidak aktif. Data yang didapat kemudian diolah dengan metode analisis melalui koding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan dari delapan partisipan, lansia perempuan di sektor formal dan aktif sosial memiliki gambaran psychological well being yang lebih baik dari lansia perempuan di sektor informal dan tidak aktif. Ditemukan bahwa dimensi relationship berperan penting dalam menggambarkan psychological well being lansia perempuan. Faktor-faktor yang memengaruhi adalah hubungan keluarga, SES, pendidikan, wilayah, budaya kolektivis, pasangan hidup, dan teknologi. Berdasarkan temuan di atas maka peneliti merekomendasikan perlunya keamanan finansial saat lansia, menjalin hubungan yang positif dengan keluarga, memiliki gaya hidup yang sehat, dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. |