Anda belum login :: 23 Nov 2024 21:40 WIB
Detail
ArtikelPerlindungan Hepatotoksisitas Ekstrak Metanol Pegagan Dibanding Vitamin E pada Tikus Model Hepatitis  
Oleh: Vidyaniati, Putri ; Ariyoga, Armaya ; Satramihardja, Herri S.
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI - non-atma jaya
Dalam koleksi: Majalah Kedokteran Bandung (Bandung Medical Journal) vol. 42 no. 3 (2010), page 101-107.
Topik: Malondialdehid jaringan hati; nekrosis; pegagan; serum flutamic pyruvic transaminase
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: M54.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelTanaman obat pegagan (Centella asiatica Linn) sering digunakan penderita hapatitis sebagai terapi alternatif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak metanol herba pegagan pada tikus model hepatitis yang diinduksi karbon tetraklorida (CCI) dibandingkan dengan vitamin E. Parameter yang diukur adalah kadar serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT), malondialdehid (MDA), dan luas nekrosis jaringan hati. Penelitian eksperimental laboratorik dilakukan di Laboratorium Farmakologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, periode oktober 2009, dengan rancangan acak lengkap terhadap 40 ekor tikus yang dibagi menjadi 8 kelompok. Kadar SGPT serum ditentukan dengan metode enzimatik, MDA diukur dengan metode Wilbur. Luas nekrosis hati dinilai dengan pewarnaan hamatoksilin eosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pegagan yang diberikan prainduksi dapat mencegah kenaikan kadar SGPT dan luas nekrosis secara bermakna (p = 0,05), tetapi tidak mencegah kenaikan kadar MDA jaringan hati secara bermakna (p =0,05). Pascainduksi, ekstrak pegagan menurunkan kadar SGPT, MDA jaringan hati, dan luas nekrosis secara bermakna (p=0,05). Semua efek ekstrak pegagan lebih baik daripada vitamin E, sehingga dapat bersifat hepatoprotektif.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)