Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuka kesempatan dan lapangan kerja yang sangat besar bagi masyarakat ASEAN. Namun berdasarkan data yang didapat, jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja dan pencari kerja aktif Indonesia. Fenomena ini terjadi sebagian dikarenakan oleh bias yang terjadi antara interkasi dua budaya akibat ketidakpahaman tentang budaya sendiri dan budaya lain. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur Indonesian’s culture standard test. Kuesioner berisi 49 item yang mengukur tujuh dimensi budaya standar Indonesia yang meliputi dimensi religiusitas, guyub, multikulturalisme, kepemimpinan fasilitatif, komunikasi tersirat, nrima serta generalist & technical excellence. Reliabilitas alat ukur adalah 0.92. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 90 orang dan partisipan bekerja di 11 negarayang berbeda. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Uji beda dilakukan dengan menggunakan teknik statistik kruskal-wallis. Hasil analisis menunjukkan bahwa dimensi religiusitas masuk dalam kategori rendah, dimensi guyub dan kepemimpinan fasilitatif masuk dalam kategori sedang, serta dimensi multikulturalisme, komunikasi tersirat, nrima dan generalist & technical excellence masuk dalam kategori tinggi. Uji beda dilakukan terhadap lama masa bekerja, dimensi budaya Hofstede power distance dan individualist/collectivist. Hasil uji beda terhadap dimensi power distance menunjukkan, terdapat perbedaan yang signifikan pada dimensi guyub dan multikulturalisme. |