Perkembangan teknologi membuat pengguna media sosial dapat bebas berperilaku di media sosial, termasuk perilaku yang mengandung agresi. Dewasa ini, tidak jarang pengguna lain mendapatkan perilaku agresi tersebut hingga menimbulkan pemaknaan negatif di media sosial atau disebut dengan cyberbullying. Pengguna tersebut termasuk berusia dewasa yang mana tidak banyak kasus yang disorot dibandingkan dengan remaja. Padahal kasus cyberbullying pada individu dewasa perlu diteliti lebih jauh mengingat orang dewasa sudah memiliki kematangan emosional yang dapat memilih perilaku berkonsekuensi positif. Kebebasan memilih perilaku, termasuk dalam media sosial ini diduga besar dipengaruhi oleh kebutuhan dasar love and belonging, power dan freedom. Atas dasar ini, peneliti hendak mengukur kecenderungan cyberbullying dilihat dari tingkat jenis pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan dua alat ukur berbentuk kuesioner, yaitu Adult Needs Test (ANT) dan Perilaku Pengguna Media Sosial (PPMS). Kuesioner ANT terdiri dari empat sub-konstruk, yaitu love and belonging, power, freedom, dan fun dengan 16 item pada masing-masing sub-konstruk. Sedangkan pada kuesioner PPMS terdiri dari 7 domain yang menghasilkan 34 item, yaitu flaming, harassment, denigration, impersonation, outing and trickery, exclution, dan cyberstalking. Data dari 149 partisipan pengguna aktif media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram yang diperoleh dari teknik convenience sampling, kemudian akan dianaisis melalui teknik statistic korelasi spearman rho dan linear regression. Hasil penelitian berdasarkan pengujian statistik menunjukkan bahwa pemenuhan jenis kebutuhan dasar love and belonging, power, dan fun. Hasil penelitian ini dapat dikarenakan adanya interdependent self-construal yang identik dengan masyarakat Indonesia. Sedangkan kebutuhan freedom memiliki korelasi yang lemah dikarenakan adanya batasan pemerintah dan pengawasan dari pengikut media sosialnya. Akan tetapi, korelasi kebutuhan freedom tidak memenuhi asumsi uji regresi sehingga uji pengaruh antara dua variabel tidak perlu dilakukan dan dinyatakan pemenuhan jenis kebutuhan dasar tidak mempengaruhi kecenderungan melakukan cyberbullying. |