Penggunaan double account di social network sites (SNS) diduga merupakan upaya seseorang mengatur strategi self-presentation di SNS di depan publik sesuai dengan self-concept-nya. Tujuannya, untuk keperluan verifikasi dan penguatan konsep diri. Penggunaan double account secara khusus memungkinkan penggunanya memilah konten yang sejalan dengan konsep diri ke depan publik secara terbuka dan mengalihkan konten yang tidak sejalan dengan self-concept pada akun anonim. Peneliti hendak membuktikan penggunaan double account sebagai upaya seseorang mengatur strategi self-presentation di SNS di depan publik sesuai dengan self-concept-nya, yaitu dengan mengukur hubungan strategi self-presentation di SNS pada akun yang dapat diidentifikasioleh publik dengan self-concept pengguna double account. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif korelasional dengan dua alat ukur, yaitu Self-Presentation Scale (SPS)dari Jones & Pittman dan Self-Concept Questionnare (SCQ) dari Bracken. Kuesioner SPS terdiri dari 5 strategi yaitu ingratiation, intimidation,self- promotion, exemplification, dan suplification dengan 7 item pada masing-masing sub konstruk, sedangkan kuisioner SCQ berisi 45 item yang berasal dari 6 domain, yaitu fisik, afektif, keluarga, sosial, kompetensi, dan akademis. Data dari 138 partisipan pengguna aktif double account di media SNS Instagram yang diperoleh dari teknik convenience sampling, kemudian di analisis dengan menggunakan analisis statistik korelasi pearson dan spearman rho. Hasil analisis dari pengujian statistik menunjukan bahwa self-concept secara signifikan berkorelasi positif dengan strategi self-promotion. Namun, self-concept tidak berkorelasi secara signifikan dengan strategi lainnya seperti strategi ingratiation, intimidation, exemplification, dan suplification. Hal ini dikarenakan perbedaan konteks penelitian, dan adanya dugaan pengaruh dari aspek kejujuran serta self-monitoring dari partisipan penelitian. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan double account di SNS bukan merupakan upaya seseorang dalam mengatur strategi self-presentation di SNS sesuai dengan self-concept-nya, tetapi diduga karena faktor lain, sebagaimana dijelaskan dalam diskusi. |