Penelitian ini bertujuan menggambarkan tahapan penerimaan diri pada perempuan dewasa muda Odapus (orang dengan Lupus) yang bekerja. 90% penderita Lupus adalah perempuan dewasa muda. Kondisi setelah didiagnosis menderita Lupus, dapat menjadi suatu hambatan bagi perempuan dewasa muda penderita lupus untuk dapat memiliki penerimaan diri. Gangguan fisik akibat Lupus menyebabkan ketergantungan tinggi terhadap keluarga dan pelayanan kesehatan, hambatan dalam aktivitas sosial dan pekerjaan hingga akhirnya dapat menyebabkan dampak psikologis seperti stres dan depresi. Individu dapat berhadapan dengan rasa pasrah dan stres emosional dengan cara yang lebih sehat, yaitu dengan pemahaman dan penerimaan diri bukan dengan cara menyalahkan, mengkritisi, ataupun mencoba memperbaiki diri sendiri (Germer, 2009). Oleh karena itu, penerimaan keadaan penyakit lupus merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh penderita lupus. Odapus yang menerima dirinya dan penyakitnya akan mengetahui potensinya dan dapat memanfaatkan potensinya terlepas dari kelemahan yang dimilikinya akibat Lupus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai 3 perempuan yang berada pada rentang usia dewasa muda (18-40 tahun) saat menderita Lupus dan sedang bekerja. Peneliti menggali setiap tahapan penerimaan diri menurut Germer, yaitu aversion (keengganan), curiosity (keingintahuan), tolerance (toleransi), allowing (membiarkan), dan friendship (persahabatan). Peneliti melakukan wawancara kepada setiap partisipan dan triangulasi kepada significant others tiap partisipan. Data hasil wawancara kemudian dianalisis agar didapatkan gambaran yang komprehensif mengenai tahapan penerimaan diri dari ketiga partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga partisipan melewati semua tahap penerimaan diri mulai dari aversion hingga friendship. Satu partisipan (Sinta) sempat mengulang tahap aversion ketika sudah mencapai tahap tolerance, sedangkan Dina dan Ita melewati tahapan penerimaan diri secara berurutan tanpa mengulang ataupun melewati tahapan tertentu. Dari 10 kondisi atau faktor yang dapat mendukung penerimaan diri, tidak adanya hambatan di dalam lingkungan merupakan faktor paling utama yang terlihat dalam membantu penerimaan diri ketiga partisipan. Dukungan penuh yang diberikan keluarga seperti kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan, solusi dan motivasi adalah faktor paling utama dalam membantu ketiga partisipan menerima diri dan penyakitnya. t. |