Perkembangan teknologi informasi, internet, dan media sosial memberikan dampak perubahan kepada perilaku manusia dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. Terdapat peningkatan penggunaan media sosial khususnya pada remaja dan mengakibatkan terjadinya cyberbullying. Cyberbllying merupakan tindakan bullying melalui sms, telepon maupun internet. Dalam hal ini konsep diri baik korban maupun pelaku cyberbullying cenderung memilki konsep diri yang negatif. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya (Hurlock,2016). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran konsep diri pada remaja korban cyberbullying dan faktor-faktor yang membantu terbentuknya konsep diri. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode wawancara yang dilakukan kepada tiga partisipanyangsedang mengalami atau pernah mengalami cyberbullying pada saat usia remaja. Jenis kelamin dari ketiga partisipan adalah dua laki-laki dan satu perempuan. Penelitian ini juga menggunakan teknik triangulasi yang dilakukan kepada teman partisipan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga partisipan memiliki konsep diri yang cenderung negatif. Secara konseptual, ketiga partisipan menilai dirinya biasa saja namun orang lain menilai penampilan diri mereka negatif. Secara perseptual, Mawar dan Andi merupakan orang yang sabar namun sensitif, sedangkan Jodi merupakan orang yang moody. Secara sikap, Andi dan Jodi sudah memiliki prospek di masa depan yang jelas, sedangkan Mawar belum memiliki prospek di masa depan yang begitu jelas. Selain itu ketiga partisipan kurang mampu berinteraksi dengan lingkungan di media sosial karena ketiga partisipan memilih untuk menghapus account media sosial yang mereka miliki untuk menghidar dari komentar yang negatif yang mereka dapatkan. Selain itu ketiga partisipan kurang mampu dalam menerima kritik dari orang lain. Ketiga partisipan juga merasa bahwa orang lain menilai penampilan diri mereka negatif. Terdapat juga beberapa faktor-faktor yang membantu dalam terbentuknya konsep diri. Dari ketiga partisipan faktor yang membantu adalah teman sebaya dibanding faktor lainnya. Hal ini dapat dilihat dari ketiga partisipan mengatakan lebih dekat dengan teman atau pacar dalam kegiatan sehari-hari. Ketiga partisipan juga merasa nyaman saat menceritakan masalah cyberbullying yang mereka alami dengan teman sebayanya karena mereka merasa didengar dan didukung dalam menghadapai masalah tersebut. |