Anda belum login :: 27 Nov 2024 02:05 WIB
Detail
BukuLearned Optimism Remaja Dengan Hiv/Aids Yang Menjalani Terapi Anti-Retroviral
Bibliografi
Author: S, MARIA LAURENCIA AJENG L ; DANNY IRAWAN YATIM (Advisor)
Topik: Learned Optimism; Remaja; HIV; Terapi Anti-Retrovial (ARV)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2017    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Maria Laurencia Ajeng Leksita Sari's Undegraduate Theses.pdf (682.93KB; 61 download)
Abstract
Terapi Anti-Retroviral (ARV) merupakan rangkaian pengobatan untuk menekan perkembangan virus HIV hingga tidak dapat terdeteksi. Komponen penting dalam keberhasilan terapi ini adalah kepatuhan selama menjalani rangkaian pengobatan. Dalam menjalankan terapi ARV, hambatan yang sering dialami adalah ketidaknyamanan akibat jadwal pengobatan yang kaku, efek samping obat, jangka waktu yang panjang atau tidak ada dukungan sosial. Hambatan ini berpotensi membuat remaja dengan HIV/AIDS memiliki pola pikir pesimis akan keberhasilan terapi dan tidak patuh pada pengobatan terapi ARV, namun tidak menutup kemungkinan mereka mampu memiliki pola pikir optimis selama terapi ARV. Menurut Seligman, kondisi inilah yang disebut learned optimism, yaitu kondisi ketika seseorang belajar untuk memiliki pola pikir optimis dalam menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup dan tetap bangkit dari ketidakberdayaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran learned optimism remaja dengan HIV/AIDS yang menjalani Terapi ARV dan faktor pendukung munculnya learned optimism. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai dimensi learned optimism, yaitu personalization, permanence, dan pervasiveness. Partisipan dalam penelitin ini dipilih berdasarkan teknik purposeful sampling. Terdapat tiga partisipan dalam penelitian ini dengan kriteria memiliki status HIV positif, berusia 15-17 tahun, dan menjalani terapi ARV. Ketiga partisipan merupakan anak dampingan Komunitas Lentera Anak Pelangi (LAP), yaitu komunitas yang berfokus pada bimbingan untuk anak dan remaja dengan HIV/AIDS. Data hasil wawancara kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis tematik. Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga partisipan memiliki kecenderungan learned optimism dalam menjelaskan pengalamannya selama menjalani terapi ARV. Penjelasan tersebut berupa anggapan bahwa pengalaman tidak menyenangkan terjadi karena faktor eksternal, hanya di salah satu ruang lingkup kehidupan dan terjadi sementara. Sedangkan, pengalaman menyenangkan terjadi karena faktor internal, terjadi di seluruh atau beberapa ruang lingkup kehidupan dan menetap. Faktor pendukung yang memunculkan learned optimism adalah dukungan sosial (tante, kakak pendamping LAP, nenek) dan pembelajaran dari pengalaman orang lain yang memiliki hubungan dekat dengan partisipan (adik kandung dan teman dekat di komunitas LAP).
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.21875 second(s)