| Berbagai penelitian yang dilakukan peneliti asing maupun Indonesia mengungkapkan bahwa di Indonesia kaum homoseksual mengalami stigma dan diskriminasi dari masyarakat karena orientasi seksual dan ekspresi gender nya sehingga seringkali mengalami kekerasan baik fisik, psikologis, emosional. Penelitian ini berfokus pada lesbian karena pertama, orientasi seksual lesbian masih bertentangan dengan paham heteronormatif yang berlaku di masyarakat. Kedua, lesbian yang terlahir sebagai wanita dinomorduakan oleh masyarakat yang menganut budaya patriarki. Kedua hal tersebut menghambat lesbian untuk melakukan coming out. Dikala lesbian berhasil melakukan coming out, pencapaian ini justru dihambat oleh ketidakselarasan antara kebutuhan pembentukan identitas seksual lesbian untuk membuka diri dengan pandangan negatif masyarakat terhadap lesbian yang dapat mempengaruhi psychological well-being. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan psychological well-being pada lesbian yang telah coming out. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat retrospektif dengan tujuan mendapatkan informasi mendalam dan rinci terkait pengalaman masa lampau ketiga partisipan lesbian yang telah melakukan coming out serta enggunakan purposive sampling dan snowball sampling sebagai metode untuk memilih partisipan. Penelitian ini mengacu pada teori psychological well-being menurut Ryff (2014) yang meliputi enam dimensi, yaitu; self-acceptance, positive relationship, autonomy, environmental mastery, purpose in life, dan personal growth. Hasil penelitian menunjukkan ketiga partisipan telah melakukan coming out pada tingkat keterbukaan yang berbeda-beda, namun seluruh partisipan mendefinisikan dirinya sudah melakukan coming out. Psychological well-being yang berbeda-beda tergantung pada pemaknaan hidup tiap partisipan. Pemaknaan hidup ketiga partisipan menjadi lebih baik ketika telah melakukan coming out, hal ini mempengaruhi psychological well-being ke arah yang positif. |