Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran persepsi anak usia pertengahan terhadap hubungan dengan saudara kandungnya setelah orang tuanya bercerai .Hubungan saudara merupakan hubungan yang berlangsung paling lama dalam sebuah keluarga, sehingga penting bagi anak untuk memiliki hubungan yang baik dengan saudaranya dalam situasi apapun. Bagi anak usia pertengahan, hubungan antar saudara merupakan hal penting, kondisi hubungan antara anak dengan saudaranya dapat mempengaruhi bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan yang terjadi dalam keluarga (perceraian) dapat mempengaruhi hubungan antar anggota di dalamnya, termasuk hubungan anak dengan saudara kandungnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti melakukan wawancara terhadap tiga orang partisipan, yang berusia 7-12 tahun, memiliki setidaknya satu saudara kandung, mengalami perceraian orang tua setidaknya saat sudah berusia 7 tahun, dan tinggal bersama saudara kandungnya saat sebelum dan sesudah perceraian terjadi, dengan menggunakan dimensi dari alat ukur Sibling Relationship Questionnaire (SRQ) oleh Furman dan Buhrmester. Proses wawancara dilakukan kepada masing-masing partisipan selama 60-90 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menggambarkan persepsi anak usia pertengahan terhadap hubungan dengan saudara kandungnya setelah orang tua bercerai memang tidak hanya dipengaruhi oleh konflik orang tua saja. Diskusi membahas temuan penelitian ini bahwa perubahan dinamika keluarga, kesadaran diri (self understanding), pandangan individu terhadap konflik orang tua, perbedaan usia, respon saudara kandung, dan cara didik orang tua juga mempengaruhi cara anak memandang hubungan dengan saudara kandungnya. |