Aktor teater merupakan individu yang merealisasikan visi naskah dan imajinasi sutradara di atas panggung melalui teknik-teknik akting yang menghasilkan emosi tertentu sesuai dengan visi naskah dan imajinasi sutradara.Salah satu unsur yang membantu aktor mencapai emosi tersebut adalah musik. Ada dua macam musik, yaitu: (1) musik affirmative atau musik yang sesuai dengan emosi pada adegan dan (2) musik anempathetic atau musik yang tidak sesuai dengan emosi pada adegan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan emosi actor teater ketika memerankan adegan dengan emosi sedih menggunakan iringan music affirmative dan anempathetic. Ada dua variabel yang digunakan, yaitu musik sebagai variabel bebas dan emosi sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan dua perlakuan pada satu grup, yaitu perlakuan dengan music anempathetic dan musik affirmative. Emosi partisipan diukur setelah masing-masing perlakuan diberikan. Pengukuran emosi dilakukan menggunakan Geneva Emotional Music Scale (GEMS) yang terdiri dari 9 domain emosi dan sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Sampel penelitian terdiri dari 24 aktor teater yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Peneliti meminta partisipan untuk memerankan naskah monolog sebanyak dua kali, yaitu: satu kali dengan iringan musik affirmative dan satu kali dengan iringan musik anempathetic. Skor GEMS (43 item) dihitung menggunakan tes Wilcoxon Signed Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan intensitas yang signifikan pada 6 dari 9 emosi, yaitu emosi lembut, nostalgia, kekuasaan, sukacita, sedih, dan tegang. Emosi kekuasaan, sukacita, dan tegang mengalami peningkatan ketika menggunakan musik anempathetic. Emosi lembut, nostalgia, dan sedih mengalami penurunan ketika menggunakan musik anempathetic. Perbedaan intensitas emosi disebabkan oleh karakteristik musik, persepsi partisipan, intensitas latihan, dan music yang tidak berhubungan dengan adegan. |