Global mindset merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mulai dipupuk oleh kaum muda, khususnya para pemimpin belia. Di tengah maraknya isu globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, pemimpin belia diharapkan sudah memiliki global mindset sebagai modal yang dianggap penting. Pemimpin belia dengan global mindset terbukti mampu bekerja sama dan bahkan memimpin secara efektif dalam situasi penuh keberagaman budaya. Keberagaman tersebut dapat berujung pada perbedaan cara pandang maupun cara bekerja. Oleh karena itu, peneliti merasa penting untuk mengetahui gambaran global mindset para pemimpin belia di Jakarta yang memiliki tingkat pertemuan budaya lokal maupun budaya asing yang tinggi. Gambaran global mindset dilihat melalui ketiga dimensi yaitu global intellectual capital, global psychological capital, dan global social capital. Metode yang peneliti gunakan adalah explanatory sequential mixed method design, diawali dengan studi kuantitatif dan dilanjutkan studi kualitatif. Studi kuantitatif dilakukan menggunakan alat ukur Global Mindset Inventory yang terdiri dari 72 item untuk mengukur ketiga dimensi global mindset. Berdasarkan uji validitas, diperoleh hasil korelasi antara masing-masing item dengan skor total di atas 0.3, sehingga item-item pada alat ukur dapat dikatakan tepat mengukur konstruk. Selain itu, uji reliabilitas juga menunjukkan nilai koefisien reliabilitas di atas 0.7. Peneliti menggunakan teknik non-probability sampling dan berhasil mengumpulkan 119 responden dengan karakteristik berada pada rentang usia 18 hingga 22 tahun serta memiliki pengalaman sebagai pengurus organisasi atau kepanitiaan. Responden untuk studi kualitatif berjumlah dua orang yang dipilih dari responden tahap awal berdasarkan metode extreme case sampling. Data kuantitatif diolah menggunakan norma yang telah ditentukan dan dilakukan uji analisis tambahan menggunakan metode point-biserial dan Kruskal-Wallis correlation. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kategori global mindset yang sedang. Selain itu, didapati bahwa frekuensi berpindah tempat tinggal dan pengalaman bekerja sama dengan orang asing berkorelasi positif terhadap perolehan skor global mindset para responden. Melalui proses wawancara, responden dengan skor global mindset yang tinggi menunjukkan beberapa sikap kepemipinan yang dibutuhkan pemimpin global, seperti keterbukaan dan keluwesan pada lingkungan yang beragam, serta mampu menumbuhkan situasi trustworthiness pada anggota kelompok. |