Anda belum login :: 23 Nov 2024 05:34 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Air Kemih (Urin) Bereosinofil Dengan Dugaan Radang Sela Ginjal Mendadak/Nefritis Interstisial Akut (NIA)
Oleh:
Sahureka, Felly G
;
Mangarengi, Fitriani
;
Bahrun, Uleng
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi:
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory vol. 17 no. 01 (Nov. 2010)
,
page 1-4.
Topik:
urine eositiophyl
;
acute interstitial nephritis
Ketersediaan
Perpustakaan FK
Nomor Panggil:
I01.K.02
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Diagnosis NIA ditetapkan berdasarkan gambaran klinis, laboratorium, pencitraan dan biopsi. Standar emas (Gold standar) untuk mendiagnosis NIA adalah biopsi namun bersifat invasif sehingga menimbulkan trauma pada pasien. Di kebanyakan kasus, biopsi tidak dilakukan dan diagnosis ditetapkan atas dasar gejala dan perjalanan klinis, sementara terapi imunosupresif hanya diberikan setelah biopsi. Eosinofiluria yang sering ditemukan di pasien NIA merupakan parameter yang dapat diukur secara non invosif, sehingga Tes eosinofil urin disarankan untuk membantu mendiagnosis/deteksi dini NIA. Tujuan penelitian ini, menganalisis jumlah iosinofil urin pasien suspek NIA sehingga dapat diketahui apokah eosinofiluria dapat digunakan sebagai parameter penilaian untuk menetapkan diagnosis NIA. Penelitian dilakukan secara cross sectional di 50 pasien diduga NIA dan 50 pasien non NIA di lnstalasi Laboratorium Patologi Klinik BLU RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar selama periode Juni-Agustus 2008. Tes eosinofilurin dilakukan dengan metode Hansel, data dianalisis menggunakan SPSS for windows versi 12,0 dengan uji T dan Chi-square. Dari 50 pasien suspek NIA didapatkan 25 pasien Laki-laki dan 25 pasien perempuat, dengan distribusi umur antara 4-72 tahun. Uji T menunjukkan ada perbedaan bermakna antara hasil tes eosinofil urin suspek NIA dan non NIA (p < 0,001), di mana eosinofii urin lebiti tinggi di suspek NIA (2,820 ± 1,955) dibandingkan non NIA (0,620 ± 0,923) dengan. Uji Chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kadar eosinofil urin dengan penderita suspek NIA (p < 0,001). Sehingga dapat disimpulkan, kadar eosinofil urin berbeda bermakna antara penderita diduga NIA dan non NIA, di mana ditemukan eosinofii urin yang lebih tinggi di penderita diguga NIA. Dengan demikian tes eosinofil urin dapat dipakai sebagai tes non invasif untuk membantu menetapkan diagnosis/deteksi dini NIA.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)