Anda belum login :: 23 Nov 2024 03:22 WIB
Detail
BukuPerbedaan Kemandirian Emosional Remaja Laki-Laki di Sekolah Asrama dan Nonasrama
Bibliografi
Author: Tjahyadi, Sharen ; Handayani, Penny (Advisor)
Topik: Kemandirian Emosional; Asrama; Remaja Laki-Laki
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2017    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Sharen Tjahyadi’s Undergraduate Theses.pdf (1.23MB; 29 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil:
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Pada masa remaja, perkembangan kemandirian emosional dimulai dan menjadi dasar bagi perkembangan kemandirian dimensi lainnya. Beberapa orang tua memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah asrama agar anaknya menjadi lebih mandiri dan unggul dalam berpikir maupun bertindak, sehingga anak mampu menghadapi berbagai kewajiban yang muncul ketika memasuki masa dewasa. Hal ini khususnya penting bagi remaja laki-laki, yang nantinya diharapkan akan menjadi tulang punggung keluarga di masa dewasa. Perbedaan kondisi sekolah asrama dan nonasrama dapat berdampak pada hal-hal terkait kemandirian emosional remaja, seperti cara mereka menyelesaikan masalah dan pandangan mereka terhadap orang tua. Peneliti menduga kemandirian emosional pada remaja laki-laki di sekolah asrama lebih tinggi secara signifikan daripada remaja laki-laki di sekolah nonasrama. Data penelitian diambil menggunakan kuesioner Emotional Autonomy Scale (EAS) yang dikembangkan oleh Steinberg dan Silverberg yang meliputi domain parental deidealization, nondependency on parents, perceives parents as people, dan individuation. Kuesioner ini terdiri dari 19 pernyataan dengan pilihan respons berupa skala likert yang terdiri dari empat pilihan respons dari “sangat tidak setuju” sampai “sangat setuju”. Pengambilan data dilakukan pada 182 siswa laki-laki di jenjang SMP-SMA asrama dan nonasrama yang berusia 12-19 tahun dan berdomisili di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor kemandirian emosional remaja laki-laki di sekolah asrama tidak lebih tinggi secara signifikan daripada remaja laki-laki di sekolah nonasrama. Analisis tambahan menunjukkan kemandirian emosional remaja laki-laki di sekolah asrama pada domain parental deidealization dan individuation lebih tinggi secara signifikan daripada remaja laki-laki di sekolah nonasrama. Tidak reliabelnya instrumen penelitian dan kurang bervariasinya data pada sampel yang terkumpul diduga mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian selanjutnya sebaiknya melibatkan satu sekolah asrama, reliabilitas alat ukur sebaiknya ditingkatkan, dan menggunakan teknik probability sampling agar sampel yang didapat lebih representatif. Saran praktis ditujukan untuk pihak sekolah dan orang tua agar dapat membantu mengembangkan kemandirian emosional remaja, khususnya remaja laki-laki, dengan lebih optimal.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)