Perilaku prokrastinasi adalah kecenderungan menunda untuk memulai dalam mengerjakan tugas dengan melakukan kegiatan lain yang tidak berguna, sehingga tugas tidak selesai tepat pada waktunya dan berdampak negatif bagi pelakunya. Model konseling Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) bertujuan untuk membantu menurunkan perilaku prokrastinasi dan membantu mengurangi pikiran negatif yang berhubungan dengan penyebab terjadinya prokrastinasi, sehingga perilaku prokrastinasi dapat berkurang. Tujuan dari penelitian ini untuk merubahan pandangan atau pola pikir dua remaja mengenai perilaku prokrastinasi akademik. Subjek penelitian sebanyak dua remaja Panti Asuhan Dorkas yaitu subjek MA dan SK. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian pre-experimental design (desain pra-eksperimen). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, (1) subjek MA menyadari bahwa dirinya mampu meskipun MA tidak memiliki dukungan dari orang terdekatnya. Hal ini dibuktikan melalui perkataan subjek MA dan juga nilai MA yang mulai meningkat. (2) subjek SK tidak lagi berpikir bahwa ibu pengasuh menyuruh SK dengan tujuan menggangu SK dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut dilihat dari SK sudah mampu menyadari bahwa apabila disuruh oleh pengasuh memanglah sebuah kewajiban SK dan SK akan tetap mengerjakan tugas sekolah maupun di Panti. Saran peneliti untuk Kepala Panti Asuhan Dorkas memberikan pelatihan bertema time control management kepada anak-anak di Panti Asuhan Dorkas dan peneliti juga menyarankan kepada pihak Panti Asuhan Dorkas untuk membantu anak-anak Panti dalam pembuatan agenda yang terstruktur. |