Anda belum login :: 22 Nov 2024 12:49 WIB
Detail
BukuDampak Model Konseling Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Pada Kasus Kesulitan Mengontrol Diri Dua Remaja Puteri Panti Asuhan Dorkas Jakarta Pusat
Bibliografi
Author: CHRISTIANTY, EIRENE ROSIANA ; Mamahit, Henny Christine (Advisor)
Topik: Dampak Model Konseling REBT; Kesulitan Mengontrol Diri
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2017    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: 2013034009 - Eirene RC.pdf (3.04MB; 40 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FKIPK-565
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Kesulitan mengontrol diri adalah ketidakmampuan individu dalam mengontrol perilaku, kognitif, dan pengambilan keputusan yang sesuai dengan norma lingkungannya. Model konseling REBT adalah model yang digunakan dalam proses konseling individual dengan menggunakan teknik dispute cognitive, dispute imageri atau perasaan, reinforcement, dan activity homework. Tujuan penelitian ini adalah melihat dampak model konseling Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) pada kasus kesulitan mengontrol diri dua remaja puteri Panti Asuhan Dorkas. Subjek penelitian adalah dua remaja panti. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan jenis penelitian pre-experimental designs (desain praeksperimen). Instrumen pengumpulan data menggunakan wawancara, jurnal konseling, dan daftar cek. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan serta verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah model konseling individual REBT membantu YE untuk mengubah pola pikir irasional menjadi rasional. Pola pikir rasional yang muncul adalah saat pengasuh mengingatkan tugas secara berulangkali merupakan hal yang tidak merugikan dan anak kecil adalah pribadi yang mudah diatur. Subjek YE juga mengalami kesadaran untuk menahan diri agar tidak melawan pengasuh dengan kemarahannya. Selain itu, YE mulai berusaha untuk menerima kekurangan dan kelebihan orang terdekatnya. Pola pikir yang berubah menjadi pola pikir rasional pada subjek JE adalah mulai menyadari bahwa ibu pengasuh tidak bermaksud tidak baik dengannya setelah berbicara dengan ibu pengasuhnya. Selain itu, subjek mulai muncul kesadaran bahwa dirinya perlu untuk berubah perilaku emosionalnya. Hasil secara keseluruhan, YE dan JE belum mengalami perubahan perilaku tetapi sudah berhasil mengubah pola pikir sehingga mencapai kesadaran sesuai tujuan penelitian. Peneliti berharap subjek YE dan JE dapat memiliki keinginan lebih untuk mengembangkan pola pikir baru tentang perlunya mengontrol diri di lingkungan panti. Harapannya, apabila dilakukan oleh kedua subjek, keinginan untuk mengembangkan pola pikir itu dapat menjadi suatu perilaku yang berangsur menetap. Peneliti juga berharap agar kepala Panti Asuhan Dorkas, dapat melakukan pendekatan secara individual dan terbuka dengan segala pola pikir remaja panti. Selain itu, berupaya agar dapat memberikan waktu pribadi kepada para remaja untuk mengevaluasi hal yang telah dilakukan selama sehari dan menuliskannya dibuku evaluasi masing-masing remaja. Bagi ahasiswa BK diharapkan dapat memperoleh pengalaman-pengalaman praktis apabila melakukan bimbingan atau konseling kelompok bagi remaja puteri Panti Asuhan Dorkas dengan tema lain, seperti anger management dan pengambilan keputusan. Kegiatan tersebut dapat juga dilakukan dengan bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling sebagai wadah mahasiswa untuk melakukan pengabdian masyarakat atau pengembangan dan penerapan kemampuan konseling di luar kampus.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)