Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan tidak sehat atau krisis yang terjadi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Perusahaan dapat mengantisipasi financial distress dimasa yang akan datang dengan melihat informasi mengenai kondisi financial distress. Penelitian ini bertujuan untuk menguji likuiditas, profitabilitas, struktur modal, pertumbuhan penjualan dan corporate governance sebagai indikator yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan pertambangan. Sesuai dengan teori yang melandasi yaitu agency theory, signaling theory, dan trade-off theory yang ,menyatakan bahwa adanya keterkaitan likuiditas, profitabilitas, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan corporate governance terhadap kondisi financial distres. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015 dengan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel berdasarkan teknik purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi logistik dengan tingkat signifikan 5%. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan pertambangan. Sedangkan likuiditas, struktur modal, pertumbuhan penjualan, dan corporate governance tidak memiliki pengaruh terhadap kondisi financial distress. |