Metode bermain peran merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar oleh sekelompok siswa dalam memperagakan secara singkat tentang materi pembelajaran dengan memerankan tokoh. Pada metode ini anak diajak untuk bermain sambil belajar. Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil yang diharapkan, yaitu segi kognitif dan afektif mereka karena dengan adanya perubahan yang ditunjukan siswa akan menunjukan suatu hasil proses belajar pada mata pelajaran IPS materi uang. Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang mempelajari interaksi sosial yang berhubungan dengan masyarakat, baik itu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah yang meliputi jual beli dan sejarah uang. Penelitian dilaksanakan di SDK Slamet Riyadi II. Tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsikan penerapan metode bermain peran pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIIB SDK Slamet Riyadi II Jakarta. Jenis penelitian yang dilakukan selama dua siklus dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penerapan metode bermain peran yang dilakukan siklus I dan siklus II dilakukan dalam 1 pertemuan. Setiap pertemuan dibuat dalam kelompok yang berbeda dan setiap siswa yang tidak ikut akan dijadikan sebagai pengamat. Penilaian kognitif yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dengan pemberian soal-soal pada setiap siklusnya, sedangkan penilaian sikap dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung, dan penilaian sikap saat metode bermain peran berlangsung. Pada hasil yang didapat pada ranah kognitif setiap siswa mendapatkan rata-rata 38,95 untuk nilai pretes, 72,27 pada siklus 1 dan 81,51 pada siklus 2. Hasil ranah afektif siswa mendapatkan peningkatan pada sebelum siklus siswa lebih banyak yang berada pada kateogeri rendah, lalu pada siklus 1 berlangsung siswa mengalami peningkatan dengan berada pada kategori sedang dan ketika siklus 2 berlangsung siswa berada pada kategori tinggi. Diharapkan untuk guru agar pembelajaran dengan penerapan bermain peran tetap dikembangkan dan guru tidak hanya mengajar dengan menggunakan metode ceramah saja tetapi bervariatif. |