Propagasi gelombang radio dapat sampai ke penerima dengan cara langsung, merambat dekat permukaan bumi, dan melalui pemantulan ionosfer. Cara perambatan yang terakhir ini yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh tanpa syarat line of sight (LOS), melalui frekuensi tinggi (HF: 3 – 30 MHz), yang dipantulkan oleh struktur lapisan pada ionosfer. Melihat hal ini maka sistem komunikasi HF selalu digunakan untuk komunikasi pada penerbangan komersial. Tiga komponen yang menentukan keberhasilan komunikasi dengan gelombang antariksa adalah frekuensi, sudut elevasi, dan ketinggian lapisan ionosfer. Alokasi frekuensi penerbangan komersial diatur sesuai region terbangnya, jika terbang di atas Indonesia termasuk region 3. Propagasi gelombang HF yang diteliti perlu dihitung besar Maximum Usable Frequency (MUF), berkaitan dengan tiga komponen tersebut, pada penerbangan Jakarta-Semarang, tanpa memperhitungkan komunikasi saat lepas landas karena masih bersifat LOS antara menara bandara dan pesawat terbang. Selama penerbangan ini struktur lapisan ionosfer dapat ditinjau dari data frekuensi kritis dan ketinggian lapisan ionosfer yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. |