Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh tata kelola perusahaan yang baik dan ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba. Selain itu, penulis juga melihat pengaruh tata kelola perusahaan yang baik, ukuran perusahaan dan praktik perataan laba pada nilai perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik menggunakan proksi kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan frekuensi rapat komite audit. Ukuran perusahaan menggunakan proksi ukuran perusahaan (ln total asset). Perataan laba menggunakan variabel dummy (berdasarkan indeks eckel) dan nilai perusahaan diukur dengan rasio Tobin’s Q. Penelitian ini menggunakan laporan tahunan dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 – 2013. Penelitian ini dibagi menjadi dua model. Model pertama dengan pengujian logistik biner dan jumlah sampel sebanyak 814 perusahaan, menunjukkan bahwa proksi kepemilikan manajerial dan proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif, sedangkan frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap probabilitas praktik perataan laba. Untuk proksi ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya praktik perataan laba. Model penelitian kedua dengan pengujian regresi linear berganda dan jumlah sampel sebesar 310 perusahaan, menunjukkan bahwa proksi frekuensi rapat komite audit berpengaruh secara positif pada nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial dan perataan laba berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Selain itu, proksi ukuran perusahaan, dan proporsi dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. |