Orangtua adalah anggota terdekat bagi anak dan tidak dapat digantikan oleh siapapun, terutama peran ibu yang umumnya terlibat langsung dalam pengasuhan anak. Ibu merupakan tokoh utama dalam mendidik anak serta guru pertama yang paling penting bagi anak. Anak cerebral palsy tipe spastik adalah anak yang mengalami kekakuan otot motorik secara permanen, yang membuat anak tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya seperti; kepala, tangan, dan kaki sehingga tidak dapat merawat dirinya sendiri. Peran ibu bagi anak CP sangat diperlukan dalam membantu mengembangkan kemampuan motorik kasar anak secara optimal. Peran ibu mengoptimalkan perkembangan motorik kasar anak cerebral palsy tipe spastik usia kanak-kanak awal adalah peran ibu sebagai sumber data, advokat, diagnositian, guru, dan pendamping utama yang mengoptimalkan kemampuan anak cerebral palsy agar kemampuan motorik kasar anak berkembang secara optimal. Subjek penelitian ini adalah KH dan SN yang memiliki anak cerebral palsy tipe spastik usia kanak-kanak awal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran ibu mengoptimalkan perkembangan motorik anak cerebral palsy tipe spastik pada usia kanak-kanak awal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima peran ibu bagi anak CP, subjek KH lebih banyak menjalankan perannya sebagai sumber data, advokat, dan pendamping utama di tempat terapi. KH mengetahui perubahan perkembangan yang dialami RY sejak mengalami CP sampai dengan saat ini, KH mengerti kebutuhan RY dan mengusahakan penanganan yang tepat bagi RY, dan KH selalu memberikan stimulasi positif seperti memberikan kata-kata positif untuk menyemangati dan motivasi RY. Peran KH yang masih kurang maksimal bagi RY adalah sebagai diagnositian yang memberikan latihan pada RY dan guru di rumah yang mampu mendidik RY baik secara motorik maupun karakter. Sedangkan subjek SN lebih banyak menjalankan perannya sebagai sumber data, diagnositian, dan guru di rumah. SN mengetahui perubahan perkembangan yang dialami oleh RH sejak mengalami CP sampai dengan sekarang dan SN berusaha melatih RH sekalipun terkendala oleh kejang yang dialami RH maupun area sensitif yang dimiliki oleh RH. Peran SN yang masih kurang maksimal bagi RH adalah sebagai advokat yang mengusahakan terapi yang rutin bagi RH dan pendamping utama yang membantu tercapainya tujuan penanganan. Saran peneliti dalam penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak CP perlu berperan aktif dalam membantu melatih motorik kasar anak saat di rumah secara rutin dan berkesinambungan agar perkembangan motorik kasar anak dapat optimal, baik di tempat terapi maupun di rumah. Orangtua diharapkan dapat membuat jadwal rutin latihan anak di rumah, mengetahui mengenai teknik-teknik melatih motorik kasar anak saar di rumah, dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang memang dibutuhkan dan yang menunjang perkembangan motorik kasar anak. |