Anda belum login :: 27 Nov 2024 00:15 WIB
Detail
ArtikelPERAN TUMOR NECROSIS FACTOR-a, INSULIN DAN TRANSFORMING GROWTH FACTOR-ß1 TERHADAP PENINGKATAN KADAR PLASMINOGEN ACTIVATOR-1 PADA OBESITAS ABDOMINAL  
Oleh: BUDHIARTA, A.A.GD.
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: MEDICINA (Jurnal Ilmiah Kedokteran) vol. 38 no. 02 (May 2007), page 100-106.
Topik: obesitas abdominal; tumor necrosis factor-a; transforming growth factor- ß1; insulin; plas¬minogen activator inhibitor-1
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: M38.K.01
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelObesitas abdominal (Ob-Ab) sangat erat kaitannya dengan berbagai komponen sindroma metabolik (SM). Salah satu komponen dari SM yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler adalah penurunan fungsi fibrinolisis oleh karena peningkatan kadar plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) di dalam plasma. Bagaimana mekanisme peningkatan kadar PAI-1 plasma pada Ob-Ab belum sepenuhnya diketahui. Telah dilakukan analytical cross-sectional study terhadap 104 orang terdiri dari 77 orang (31 laki-laki dan 46 wanita) dengan obesitas abdominal (Ob-Ab) dan 27 orang non-obes (20 laki-laki dan 7 wanita), umur antara 30-60 tahun dan dilanjutkan dengan randomized pre-post test control group study terhadap 66 orang (25 laki-laki dan 41 wanita) dengan Ob-Ab yang diambil dari sampel penelitian tahap pertama. Dengan random permuted block sebanyak 30 orang (12 laki-laki dan 18 wanita) sebagai kelompok perlakuan diberikan diit hipokalori dan latihan jasmani secara teratur selama 12 minggu dan sebanyak 36 orang (13 laki-laki dan 23 wanita) sebagai kontrol. Dibandingkan dengan kelompok non-obes, pada Ob-Ab kadar insulin, HOMA-IR dan kadar PAI-1 aktif secara bermakna lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok non-obes (masing-masing p = 0,001; p<0,001; p=0,001). Tidak dijumpai perbedaan kadar TNF-a dan TGF-ß1 pada Ob-Ab dengan non-obes (masing-masing p = 0,054 dan p = 0,276). Didapatkan korelasi antara kadar insulin dan HOMA-IR dengan PAI-1 aktif (r = 0,488 ; p <0,001 dan r = 0,543;p <0,001). Tidak dijumpai korelasi antara TNF-a dan TGF-ß1 dengan PAI-1 aktif (r = -0,158 ; P = 0,109 dan r = 0,069 ; p = 0,523). Pada kelompok perlakuan setelah 12 minggu, terjadi penurunan BB 5,9 kg atau 7,4% dari BB awal diikuti dengan penurunan kadar insulin, penurunan HOMA-IR dan penurunan kadar PAI-1 aktif lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol (masing-masing p = 0,001; p = 0,001 dan p = 0,003). Sedangkan penurunan TNF¬-a dan TGF-ß1 antara kelompok perlakuan dan kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p= 0,827 dan p = 0,906). Terdapat korelasi antara penurunan kadar PAI-1 aktif dengan penurunan BB (r = 0, 297; P = 0,016), penurunan kadar insulin (r = 0,360; p = 0,003) dan penurunan GDP (r = 0,307;p = 0,012). Dengan analisis regresi linier multipel ternyata hanya penurunan BB dan penurunan GDP yang terbukti dapat mempengaruhi penurunan PAl-1 aktif sebesar 23,4%. Penurunan BB mempunyai pengaruh lebih besar (17,1%) dibandingkan dengan penurunan GDP (6,3%) terhadap penurunan kadar PAI -1 aktif.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)