Anda belum login :: 27 Nov 2024 16:33 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
RISIKO ANOVULASI PADA PENDERITA INFERTIL DENGAN HIPERPROLAKTINEMIA
Oleh:
Adnyana, I.B. Putra
;
HARARETH, H.
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi:
MEDICINA (Jurnal Ilmiah Kedokteran) vol. 38 no. 03 (Sep. 2007)
,
page 210-213.
Topik:
Hiperprolaktinemia
;
anovulasi
;
wanita infertil
Ketersediaan
Perpustakaan FK
Nomor Panggil:
M38.K.01
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Anovulasi adalah gangguan perkembangan sel telur, pecahnya sel telur atau fungsi sel telur yang meru-pakan salah satu faktor penyebab infertil. Anovulasi biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hor-monal akibat gangguan kelenjar hipofisis atau hipotalamus di otak, termasuk keadaan hiperprolaktinemia. Hiperprolaktinemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar prolaktin serum melebihi 25 ng/ml pada kondisi basal. Meningkatnya kadar prolaktin ini sering menimbulkan berbagai gangguan sistem reproduksi, termasuk risiko anovulasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui risiko terjadinya an¬ovulasi pada penderita infertil dengan hiperprolaktinemia. Penelitian kasus-kontrol dilaksanakan di RS Sanglah Denpasar mulai 1 Juli 2002 hingga 31 Juli 2004. 114 kasus infertil yang memenuhi kriteria pada penelitian ini dialokasikan menjadi dua kelompok yaitu kelompok anovulasi dan ovulasi. Masing-masing kelompok tersebut diperiksa kadar prolaktinnya. Dari 57 kasus anovulasi, sebanyak 19 kasus (33,3%) diantaranya mengalami hiperprolaktinemia. Sementara 57 kasus ovulasi sebagai kontrol, sebanyak 10 kasus (17,5%) mengalami hiperprolaktinemia. Secara statistik didapatkan hasil yang tidak bermakna (p = 0,085) dengan OR = 2,35. Namun meskipun demikian pasien-pasien infertil dengan hiperprolaktinemia cenderung akan mengalami risiko anovulasi 2,35 kali lebih besar dari pada tanpa hiperprolaktinemia. Disimpulkan pasien infertil dengan hiperprolaktinemia cenderung akan mengalami risiko anovulasi 2,35 kali lebih besar dari pada tanpa hiperprolaktinemia.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)