PENGARUH HIPERBILIRUBINEMIA TERHADAP GANGGUAN DENGAR PADA NEONATUS  

Oleh:

Dewi, Yussy Afriani ; Agustian, Ratna Anggraeni ; Purwanto, Bambang ; Effendi, Sjarief H.

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI - non-atma jaya
Dalam koleksi: Majalah Kedokteran Bandung (Bandung Medical Journal) vol. 39 no. 3 (2007), page 127-134.
Topik: Gangguan dengar sensorineural; neonatal hiperbilirubinemia; oto-acoustic emission (OAE); brainstem evoked response audiometry (BERA)

Ketersediaan

Perpustakaan FK Nomor Panggil: M54.K Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Gangguan dengar pada bayi dapat memberikan dampak kepada perkembangan berbicara dan berbahasa. Salah satu faktor risiko untuk terjadinya gangguan dengar adalah hiperbilirubinemia dengan insidensinya adalah 0,5-1 ,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama paparan dan kadar bilirubin terhadap kejadian gangguan dengar sensorineural pada neonatus cukup bulan dan menentukan titik potong kadar bilirubin yang menyebabkan gangguan dengar. Subjek penelitian terdiri dari 142 bayi untuk kelompok kontrol dan 53 bayi untuk kelompok kasus. Tipe penelitian adalah epidemiologi klinik dengan rancangan kasus kelola. Digunakan uji Eksak Fisher untuk menilai terjadinya gangguan dengar sensorineural dengan kadar bilirubin serum indirek lebih dari 15 mg/dL, uji Mann-Whitney untuk menilai hubungan lama paparan bilirubin dengan kejadian gangguan dengar, dan Recervier Operating Characteristic Curve (ROC) untuk menentukan titik potong bilirubin serum yang menyebabkan gangguan dengar. Terdapat hubungan antara lama paparan dan kadar bilirubin dengan kejadian gangguan dengar (pEF=0,001) dengan OR 378. Didapatkan titik potong kadar tersebut adalah lebih dari 18,4 mg/dL. Terdapat pengaruh lama paparan dan kadar bilirubin dengan kejadian gangguan dengar sensorineural pada neonatus cukup bulan.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali