Pengukuran kinerja secara tepat dapat membantu pengelolaan operasi perusahaan secara efektif dan efisien. Balanced Scorecard (BSC) juga merupakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara komprehensif, dengan menggunakan perspektif keuangan dan nonkeuangan (perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan). Balanced Scorecard dapat digunakan untuk mengklarifikasi dan mendapatkan konsensus mengenai strategi, mengkomunikasikan strategi ke seluruh bagian organisasi, menyelaraskan tujuan departemen dan tujuan pribadi dengan strategi organisasi, dan menghubungkan tujuan strategi dengan sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan, dan mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki strategi. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk (1) menganalisis pengukuran kinerja menggunakan Balance Scorecard, (2) Menganalisis hubungan sebab akibat dari keempat perspektif Balance Scorecard. Penelitian ini dilakukan di PT. Oktara Biru Permai, perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertambangan. Perusahaan memperkuat bisnis melalui produksi dan pemasaran batubara, dan derivatifnya dengan cara terbaik dan dengan biaya yang kompetitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kinerja berdasarkan perspektif keuangan yang diukur dengan ROI dan ROCE dikategorikan cukup baik. Sedangkan pengukuran kinerja keuangan yang menggunakan debt ratio dikategorikan kurang karena pendanaan aset perusahaan masih bergantung pada pinjaman dari bank atau pun pihak lain. Penilaian kinerja berdasarkan perspektif pelanggan yang diukur dengan pangsa pasar dikategorikan kurang baik sedangkan jika diukur dengan kepuasan pelanggan termasuk dalam kategori baik. Ukuran pangsa pasar yang kurang baik dikarenakan perusahaan kurang mampu memenuhi pencapaian target pesanan yang telah ditetapkan sebagai akibat dari kurangnya jumlah peralatan tambang dan kendaraan pengangkut yang digunakan. Penilaian kinerja perusahaan berdasarkan perspektif proses bisnis internal yang dikur dengan rasio MCE dikategorikan kurang baik. Hal ini dilihat dari tingkat efektifitas waktu siklus proses produksi yang masih rendah karena waktu penyelesaian pada tahap pengangkutan dan pemuatan dinilai terlalu lama. Penilaian kinerja perusahaan berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran secara keseluruhan dikategorikan baik. Hal ini di dukung dengan karyawan yang memiliki kapabilitas yang baik, tersedianya sistim informasi yang baik, dan lingkungan kerja yang baik yang mampu memberikan motivasi, keselarasan, dan pemberdayaan karyawan. |