Pembelajaran di dalam kelas hendaknya melibatkan siswa secara aktif sehingga dapat menarik minat siswa untuk belajar dan suasana belajarpun menjadi menyenangkan. Guru dapat memanfaatkan pembelajaran kooperatif untuk melibatkan siswa secara aktif untuk menggali dan mengembangkan pemahamannya mengenai materi. Guru hendaknya mengelompokkan siswa berdasarkan karakteristik siswa kelas 6 SD yang merupakan siswa berusia 11-12 tahun yang tergolong usia berkelompok. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok di dalam pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan keberagaman karakteristik siswanya dan menunjuk seorang siswa yang dapat menjadi tutor bagi kawan sebayanya sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Tutor sebaya merupakan seorang siswa yang dipilih dan ditugaskan oleh guru, dengan penuh tanggung jawab sebagai pengajar, pelatih, pemimpin, pendengar, dan motivator bagi siswa lain dalam kelompok pada saat pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang melibatkan para siswa secara heterogen untuk aktif berkolaborasi di dalam kelompok kecil sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, yang dilakukan di SD Pelita Kasih, Cengkareng. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan peran tutor sebaya dalam pembelajaran kooperatif. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas 6 SD Pelita Kasih yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari 18 siswa kelas 6A dan 18 siswa kelas 6B, namun hanya dikhususkan kepada 8 orang tutor sebaya yang telah ditunjuk dan dipilih oleh peneliti dan guru. Data yang dikumpulkan dengan cara, peneliti dan guru bidang studi Matematika melakukan observasi langsung pada saat proses pembelajaran dan melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti, wawancara dilakukan dengan delapan tutor sebaya. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa peran tutor sebaya dalam pembelajaran kooperatif, yang dilakukan oleh para siswa kelas 6 SD Pelita Kasih membuat siswa lebih berminat, antusias, berani mengemukakan pendapat, memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas, peduli terhadap pemahaman temannya terhadap materi, dapat bekerja sama dengan baik, dan siswa mendapatkan persepsi positif terhadap pelajaran matematika. Walaupun berdasarkan hasil wawancara, ada tutor yang masih tidak memiliki rasa kepercayaan diri yang cukup untuk bertanggung jawab atas perannya sebagai tutor serta saat proses pembelajaran terdapat beberapa siswa yang diberi bimbingan oleh tutor yang masih kurang aktif saat pembelajaran kooperatif berlangsung dan beberapa siswa masih kurang menyukai pribadi tutor. Diharapkan sekolah dapat memberikan suatu bentuk pelatihan yang tersusun secara sistematis bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, salah satunya yakni pelatihan untuk menerapkan peranan tutor sebaya dalam pembelajaran kooperatif. Saran bagi guru adalah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada siswanya yang akan menjalankan perannya sebagai tutor sebelum pelaksanaan pembelajaran kooperatif untuk melatih dirinya agar terampil dalam menjalankan perannya sebagai tutor. |