Anda belum login :: 27 Nov 2024 10:09 WIB
Detail
ArtikelLembah Paus Mesir  
Oleh: Mueller, Tom
Jenis: Article from Bulletin/Magazine - ilmiah lokal
Dalam koleksi: National Geographic Indonesia vol. 6 no. 8 (Aug. 2010), page 108.
Topik: Mesir; Paus; Laut; Tanah; Evolusi
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: NN1.13
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelTiga puluh tujuh juta tahun silam di samudra prasejarah Tethys, seekor binatang sepanjang 15 meter yang gerakannya lentur dengan rahang mencangah, dan gigi gergaji mati dan tenggelam ke dasar laut. Lalu selama ribuan milenium selimut sedimen kian menebal, menutupi tulang-tulang si gergasi . Laut kemudian surut dan dasar laut berganti menjadi gurun pasir, angin mulai mengetam batu pasir dan serpihan batu di atas tulang-tulang tersebut. Perlahan dunia berubah. Pergeseran kerak bumi mendorong India ke dalam Asia, mendesak naik Pegunungan Himalaya. Di Afrika, nenek moyang pertama manusia menegakkan tubuh dan berjalan dengan kaki belakang mereka. Kemudian para firaun membangun piramida. Kekaisaran Romawi bangkit, lalu runtuh. Di sepanjang perjalanan waktu tersebut, angin melanjutkan penggaliannya yang sabar. Lalu pada suatu hari Philip Gingerich datang untuk menuntaskan pekerjaan sang angin.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)