Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, perdagangan maupun manufaktur sangat bergantung pada penggunaan aset tetap. Dalam penggunaannya terjadi penurunan atas nilai aset tetap. Oleh karena itu diperlukan alokasi sistematis terhadap suatu aset tetap selama masa umur manfaatnya yang disebut dengan penyusutan. Skripsi ini bertujuan untuk membahas kesesuaian metode pencatatan dan penyusutan aset tetap yang diterapkan oleh PT Pio Rubber Indo dengan Standar Akuntansi Keuangan no.16 dan pengaruhnya terhadap laba (rugi) bersih perusahaan. Dalam analisisnya, penulis melakukan perhitungan berdasarkan dokumen transaksi yang dimiliki oleh perusahaan untuk memastikan kebenaran pencatatan saldo atas biaya perolehan pada pengakuan awal, biaya setelah pengakuan dan penjualan aset tetap. Penulis juga membandingkan perhitungan penyusutan metode garis lurus yang dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan yang telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan no.16 kemudian melihat pengaruhnya terhadap laba (rugi) bersih perusahaan. Berdasarkan analisis penulis, pencatatan yang dilakukan perusahaan atas biaya perolehan pada pengakuan awal, biaya setelah pengakuan dan penjualan aset tetap sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan no.16. Namun, pembebanan atas perhitungan penyusutan yang dilakukan perusahaan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan no.16. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba (rugi) bersih perusahaan. |