Pada lingkungan ekonomi yang begitu volatil, perusahaan besar maupun kecil membutuhkan suatu perangkat pengukuran kinerja yang efektif dan dapat dihandalkan. Alat manajemen tersebut dinamakn Balanced Scorecard, yang dirancang oleh Robert Kaplan dan David Norton. Balanced scorecard lebih unggul dibandingkan alat pengukuran kinerja lainnya karena tidak hanya mengukur perspektif keuangan daripada suatu perusahaan, tetapi juga perspektif non-keuangan, yang terdiri dari pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Bank Internasional Indonesia (BII) merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia dan penulis akan menganalisis pengukuran kinerja bank tersebut dengan menggunakan balanced scorecard. Proses studi ilmiah ini termasuk menganalisis laporan keuangan dan tahunan, mewawancara karyawan BII, dan menyebarkan kuisioner. Hasil dari penerapan balanced scorecard dalam pengukuran kinerja BII tahun 2012 terbukti cukup memuaskan, baik dari perspektif keuangan maupun non-keuangan. Pada perspektif keuangan, BII mengalami peningkatan profit margin dan equity multiplier. Pada perspektif pelanggan, BII berhasil menyediakan layanan pelanggan yang cukup memuaskan dan meningkatkan loyalitas nasabah. Pada perspektif proses bisnis internal, pencapaian yang dapat disorot ialah keberhasilan menurunkan biaya operasional terhadap penjualan. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, BII menunjukkan kinerja terbaik dibandingkan perspektif lainnya. BII berhasil menciptakan suatu pengelolaan sumber daya manusia yang baik, didukung dengan sistem informasi yang mutakhir dan lingkungan kerja yang baik. BII harus tetap selalu memperbaiki usahanya secara terus menerus agar dapat tetap bersaing dalam industri perbankan di Asia. |