Regulasi diri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan kognisi, afeksi, dan perilaku secara sistematis untuk mencapai tujuan tanpa ada kontrol dari lingkungan. Regulasi diri terdiri dari fase pemikiran seksama sebelumnya, fase kontrol kinerja, dan fase refleksi diri. Individu yang memiliki regulasi diri yang optimal mampu melakukan pengaturan waktu, pengaturan lingkungan fisik, dan memutuskan bilamana membutuhkan bantuan dari orang lain. Olimpiade Sains nasional (OSN) merupakan kompetisi Nasional di bidang sains bagi siswa jenjang SD, SMP, dan SMA. Tujuan pelaksanaan kompetisi OSN adalah meningkatkan mutu pendidikan sains secara komperhensif dalam rangka penumbuhkembangan budaya belajar, kreativitas, dan motivasi untuk meraih prestasi terbaik melalui kompetisi yang menjunjung nilai-nilai sportivitas. Pada jenjang SMP, bidang pelajaran yang dipertandingkan dalam kompetisi OSN adalah Biologi, Fisika, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kompetisi OSN terdiri dari empat tahap seleksi, yaitu tahap I: tingkat Sekolah, tahap II: tingkat Kabupaten/Kotamadya, tahap III: tingkat Provinsi, tahap IV: tingkat Nasional. Tujuan penelitian adalah untuk untuk mengetahui regulasi diri tiga siswa SMPK 2 Penabur yang mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat Kotamadya Jakarta Pusat. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Peneliti menggunakan wawancara yang distranskrip dalam bentuk verbatim, dan studi dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Wawancara dilakukan dengan mengacu pada pedoman wawancara. Studi dokumentasi dikumpulkan berupa data pribadi siswa, laporan hasil belajar peserta didik (rapor)subjek selama berada di SMP, dan laporan hasil tes bawaan (innate talent). Berdasarkan hasil telaah kasus, peneliti melihat bahwa AR mampu melaksanakan fase pemikiran seksama sebelum kompetisi yang ditandai dengan penentuan tujuan dan strategi, tetapi pada pelaksanaan kompetisi pada tahap seleksi tingkat Provinsi AR belum mampu melaksanakan kontrol kinerja. Hal ini terlihat dari perbedaan pengaturan waktu belajar jika dibandingkan dengan persiapan pada tingkat Kotamadya. Pada kasus EL, motivasi dari dalam diri untuk mengikuti OSN belum nampak sehingga terkait dengan kemampuan regulasi diri pada fase pemikiran seksama sebelum kompetisi dan kontrol kinerja. Pada kasus VP, karena adanya motivasi dari dalam diri yang terlihat saat VP menerima tawaran guru sebagai peserta OSN, VP mampu menetapkan tujuan dan strategi dalam mengikuti OSN. Kemampuan VP pada fase pemikiran seksama sebelum kompetisi didukung juga dengan kemampuan dalam mengontrol kinerja. Peneliti menyarankan kepada AR dan EL agar mampu mengembangkan fase-fase regulasi diri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan, sedangkan VP diharapkan mampu mempertahankan kemampuan regulasi diri agar tetap berprestasi pada kompetisi yang diikuti. Kepada guru bidang studi yang memilih peserta OSN diharapkan dapat melibatkan pendapat siswa dalam keikutsertaannya pada kompetisi, serta guru juga diharapkan dapat memotivasi dan membantu peserta dengan cara menanyakan kendala yang dihadapi selama persiapan kompetisi. Kepada guru BK disarankan untuk mendampingi guru bidang studi dalam pemilihan peserta dengan melakukan observasi serta wawancara pada calon peserta, kemudian melakukan bimbingan kelompok dan konseling kelompok guna memotivasi siswa dalam mengikuti kompetisi. Kepada mahasiswa prodi BK diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan metode kuantitatif dengan subyek penelitian yang lebih banyak sehingga dapat memperkaya hasil penelitian tentang regulasi diri peserta OSN. |