LATAR BELAKANG:Kebutuhan akan minyak goreng yang tinggi diikuti dengan semakin tingginya harga minyak goreng di pasaranmembuat masyarakat mencari cara untuk menghemat penggunaan minyak goreng. Cara yang paling banyak dipilihadalah dengan memanfaatkan kembali minyak bekas pakai. Kandungan asam lemak dalam minyak mudah mengalami kerusakan akibat berbagai kondisi, diantaranya adalah akibat pemanasan. Jumlah asam lemak dalam minyak, terutama kandungan ikatan rangkap, dapat diketahui melalui bilangan iodin. Hubungan kerusakan minyak goreng dengan proses penggorengan berulang menjadi pemikiran yang melatarbelakangi pembuatan karya ilmiah ini, sehingga dapat diperoleh informasi tentang minyak dengan kualitas terbaik setelah melalui proses penggorengan berulang. METODE : Penelitian eksperimental dengan minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak zaitu, minyak canola, minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, minyak kacang dan minyak curah sebagai objek penelitian. Setiap minyak menjadi media menggoreng tahu putih sebanyak dua kali. Sebelum dan sesudah penggorengan dilakukan titrasi iodometri dengan menggunakan reagen Huble. HASIL : Data hasil rata-rata bilangan iodin menunjukkan minyak biji bunga matahari memiliki nilai tertinggi, yaitu 143.08, sedangkan minyak kelapa memiliki bilangan iodin terendah, yaitu 28,24. Uji statistik paired t test menunjukkan bahwatidak ada perbedaan nilai bilangan iodin antara sebelum penggorengan dengan sesudah penggorengan sebanyak dua kali. KESIMPULAN : Kandungan ikatan rangkap minyak biji bunga matahari > kedelai > jagung >canola > zaitun dan kacang > kelapa sawit > curah > kelapa setelah melalui proses penggorengan berulang.
Kata kunci : Minyak nabati, pemanasan, titrasi iodometri, ikatan rangkap, asam lemak |