Anda belum login :: 23 Nov 2024 12:40 WIB
Detail
BukuPemetaan Faktor-Faktor Penyebab Melemahnya Kredit pada Sektor Strategis
Bibliografi
Author: Prasetyantoko, A. Ico Tri ; Hervino, Aloysius Deno
Topik: faktor penyebab perlambatan kredit; sektor strategis; pemberi pinjaman; kreditur; penerima pinjaman; debitur; regulator; regulasi pemerintah; pemodalan; infrastruktur; sistem kelembagaan
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat, LPPM, Unika Atma Jaya bekerja sama dengan Group Stabilitas Sistem Keuangan, Departemen penelitian dan Pengaturan Perbankan, Bank Indonesia     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2012    
Jenis: Research Report
Fulltext: Pemetaan Faktor2 Penyebab Melemahnya Kredit pada Sektor Strategi.pdf (12.05MB; 3 download)
Abstract
Banyak proyeksi menyebutkan prospek perekonomian Indonesia begitu menjanjikan di masa
depan. Moskipun demikian, ada beberapa persoalan domestik yang hams diselesaikan.
Persoalan daya saing dan produktivitas perekonomian domestik menjadi agenda penting
untuk dibenahi. Faktor-faktor yang mengakibatkan buruknya daya saing, diantaranya adalah
regulasi pemerintah yang tidak tertata dengan baik dan kurang koordinasi, infrastruktur yang
buruk dan beberapa masalah lainnya, Oleh karena itu, diperlukan penelusuran lebih jauh
mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para pelaku usaha.
Dalam rangka pendalaman tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikast
faktor-faktor yang menyebabkan perlambatan kredit di beberapa sektor strategis. Pertamatama
penelitian ini mengidentifikasi sektor dan sub-sektor yang memiliki kontribusi penting
dalam perekonomian, seperti kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan
tenaga kerja, kontribusi terhadap ekspor, serta memiliki mata rantai industri yang panjang,
baik ke belakang (backward integration] maupun ke depan [forward integration). Dari
pemetaan tersebut, dilihat sektor dan sub-sektor mana yang mengalami penurunan kredit.
Pada tahap ini, yang digunakan adalah telaah dengan data sekunder. Kemudian, dilakukan
pemetaan dengan lebih detil menggunakan data primer melalui/ocus group dicussion (FGD)
dan wawancara mendalam. FGD dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan besar, yaitu
faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan perlambatan kredit di sektor-sektor tersebut.
Pendalaman dilakukan baik terhadap pemberi pinjaman (kreditur), penerima pinjaman
(debitur) dan juga regulator serta akademisi dan pengamat.
Dari penelitian tahap pertama, ditemukan 5 sektor {pertanian, perburuhan dan
kehutanan; perikanan; industri pengolahan; konstruksi; perdagangan besar dan eceran) yang
mengalami kontraksi kredit secara signifikan. Dari 5 sektor tersebut, diturunkan menjadt 16
sub-subsektor, yaitu (1) perkebunan tembakau, (2) budtdaya ternak perah, (3) industri
pemotongan hewan, (4) penangkapan ikan tuna, (5) budidaya ikan tuna, (6) industri
pengolahan dan pengawetan buah dan sayuran, (7) industri minyak goreng dari kelapa, (8)
industri anyam-anyaman dan kerajinan ukiran, (9) industri barang porcelen, (10) industri
mesin-mesin umum, (11) konstruksi perumahan sederhana, (12) konstruksi perumahan
menengah, besar dan mewah, (13) perdagangan eskpor ten, (14) perdagangan eskpor kopi
bubuk, (15) perdagangan ekspor kopi bijih, dan (16) perdagangan ekspor tembakau. Sektorsektor
itulah yang mengalami penurunan kredit sementara peranannya dalam
perekonomian dinilai strategis.
Dari penelitian lapangan, melalui FGD dan wawancara mendalam, khususnya dari sisi
debitur terlihat bahwa ada beberapa masalah yang dianggap menentukan penyaluran kredit
pada sektor tersebut. Para narasumber yang berasal dari asosiasi-asosiasi yang dipilih
berdasarkan sub-sektor strategis yang mengalami perlambatan kredit menyebutkan
terdapat beberapa masalah utama. Diantaranya adalah tingginya biaya kredit„agunan,
peningkatan kapasitas, regulasi dan ekses regulasi, kebijakan, persaingan dengan pemain
astng dan infrastruktur, Sementara itu, dari pihak perbankan, teridentifikasi beberapa hal
yang menyebabkan penurunan kredit di sektor-sektor tertentu. Faktor-faktor tersebut
adalah menurunnya prospek industri di sektor-sektor tertentu, adanya peraturan
pemerintah yang membatasi prospek sektor tersebut, adanya alternatif pembiayaan dari sumber lain, profii risiko yang meningkat, tidak adanya tenaga pengevaluasi di sub sektor
tertentu, adanya kredit program dari pemerintah, skala usaha yang tidak memadai serta
faktor infrastruktur dan energi yang tidak mendukung. Dari pihak pemerintah, ada hal-hal
yang dirasakan menjadi kendala bagi berkembangnya sebuah sektor/subsektor.
Berdasarkan diskusi dari debitur, kreditur dan regulator, ada tiga kelompok
rekomendasi yang bisa dibarikan. Pertama, rekomendasi terkait dengan perbaikan
infrastruktur dan sistem kelembagaan. Kedua, faktor-faktor yang terkait secara spesifik soal
permodaian (access to finance], dan ketiga terkait aspek peningkatan kapasitas (capacity
building).
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.375 second(s)