Dalam sebuah perusahaan manufaktur, persediaan umumnya merupakan unsur yang material dan kompleks dari suatu audit. Karena bila untuk menguji keberadaan phisik persediaan relatip mudah, namun pengujian harga perolehan per unit dari suatu process costing dapat merupakan hal yang cukup rumit. Dalam laporan keuangan PT Teknologi Indonesia per tanggal 31 Desember 2012 saldo persediaan merupakan aset yang cukup material, yakni 20.78% dari jumlah aset. Karena hal-hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan audit finansial atas kewajaran daftar persediaan perusahaan. Judul skripsi “Audit Keuangan atas Persediaan PT Teknologi Indonesia untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2012”. Berdasarkan standar auditing yang belaku umum yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, maka penulis yang independen terhadap perusahaan melakukan perencanaan pemeriksaan, melaksanakan pekerjaan lapangan hingga proses pelaporan. Langkah-langkah ini mencakup mempelajari lingkungan entitas, mempelajari dan mengevaluasi internal kontrol perusahaan, melakukan test substantip hingga mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan auditee. Saat pemeriksaan telah berlangsung, dengan alasan menjaga kerahasiaan, perusahaan tidak memberikan data-data untuk penentuan nilai perolehan yang berdasarkan kebijakan menggunakan metode FIFO dan dicatat dengan dasar perpetual. Oleh karena itu, walaupun penulis yakin atas keberadaan phisik persediaan, namun karena data-data nilai perolehan tidak dapat diuji kewajarannya (scope limitation), dan data-data perusahaan tidak memungkinkan penulis untuk dapat melakukan alternatip prosedur, maka penulis tidak dapat memberikan pendapat (pernyataan disclaimer) atas kewajaran nilai persediaan perusahaan per tanggal tersebut diatas. |